Setiap satu juta wisman yang berkunjung akan menyumbang sekitar 1 miliar dolar proyeksi pendapatan setiap tahun.
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pariwisata memproyeksikan lima destinasi super prioritas akan dikunjungi 6 juta wisatawan mancanegara, kata Menteri Pariwisata Arief Yahya.

"Contoh, Danau Toba 1 juta wisman nanti, Borobudur 2 juta, Mandalika 2 juta, begitulah kira-kira, Labuan Bajo 500 ribu karena caring capacity, lalu Likupang 500 ribu juga, jadi proyeksinya kira-kira segitu," ujar Arief ketika ditemui dalam konferensi pers Nota Keuangan/RAPBN di Kantor Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan, Jakarta Selatan, Jumat.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo dalam pembacaan Nota Keuangan dan RAPBN di Gedung DPR/MPR menyebutkan terdapat empat destinasi super prioritas yang akan mengalami percepatan pengembangan.

Daerah-daerah itu adalah Danau Toba di Sumatera Utara, Candi Borobudur di Jawa Tengah , Labuan Bajo di Nusa Tenggara Timur, dan Mandalika di Nusa Tenggara Barat. Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Likupang di Sulawesi Utara kemudian ditambahan dalam destinasi super prioritas tersebut.

Baca juga: Kemenpar beri dukungan penuh penyelenggaraan ICC Midwest 2019

Menurut Arief, setiap satu juta wisman yang berkunjung akan menyumbang sekitar 1 miliar dolar proyeksi pendapatan setiap tahun.

"Satu juta itu artinya satu miliar dolar hampir Rp15 triliun per tahun sehingga kalau kita investasi tadi total untuk empat super prioritas Rp6,4 (triliun) itu sebenarnya tidak besar dibandingkan dengan proyeksi yang kita dapatkan dari devisa," ujar Arief.

Untuk mencapai pengembangan destinasi super prioritas itu, Presiden mendorong semua fasilitas dan utilitas di daerah-daerah tersebut selesai pada 2020.

"Yang diinginkan adalah semua infrastruktur dan utilitas dasar selesai pada 2020, apa itu jalan, airport, dermaga, air, listrik, internet, harus selesai semuanya dan harus sudah ground breaking, memulai pembangunan di destinasi super prioritas," tegas Arief
Baca juga: Empat destinasi super prioritas masih terkendala masalah lahan

Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2019