Tokyo (ANTARA News) - Cadangan devisa Jepang berada pada kisaran 1,003 triliun dolar pada akhir April atau turun 11,75 miliar dolar di banding akhir Maret. Penurunan tersebut merupakan yang pertama kali dalam 11 bulan, Kementerian Keuangan Jepang mengatakan, Jumat. Cadangan devisa negara itu, terbesar kedua di dunia setelah China, masih tetap pada level tertinggi ketiga berdasarkan catatan akhir April, setelah mencapai rekor tinggi 1,015 triliun dolar pada akhir Maret. Cadangan devisa Jepang itu terdiri atas surat-surat berharga dan simpanan yang didominasi mata uang asing, posisi cadangan Dana Moneter Internasional, IMF special drawing right serta emas. Data kementerian menunjukkan bahwa Jepang memiliki 858,76 miliar dolar dalam sekuritas luar negeri sampai 30 April, turun di banding 866,96 miliar dolar sebulan sebelumnya. Simpangan mata uang asing berada pada kisaran 118,75 miliar dolar, turun di banding 120,71 miliar dolar pada MAret. Pada simpanan/deposito ini, 6,03 miliar dolar di mana berada di bank-bank sentral asing dan Bank for International Settlements yang berbasis di Basel, 26,28 miliar dolar di bank-bank Jepang dan 86,44 miliar di institusi-institusi finansial luar negeri. Jepang memiliki 21,43 miliar dolar dalam bentuk emas hingga 30 April lalu, turun dari 22,97 miliar dolar sebulan sebelumnya. Nilai apraisal emas yang dimiliki negara itu turun karena harga emas turun menjadi 871 dolar per "troy ounce" pada akhir April dari 933,5 pada akhir Maret lalu. Jepang juga memiliki 1.380 juta dolar dalam pisisi cadangan IMF, turun dari 1.398 juta dolar pada Maret dan 3,14 miliar dolar dalam IMF special drawing right, turun di banding 3,18 miliar dolar sebulan sebelumnya. Asset cadangan lain turun menjadi 375 juta dolar pada April, di banding 378 juta dolar pada Maret, demikian laporan Kyodo. (*)

Copyright © ANTARA 2008