Binh Duong (ANTARA) - Pelatih Timnas U18, Fakhri Husaini, menilai kekalahan Indonesia pada babak tambahan waktu dari Malaysia salah satunya karena runtuhnya mental pemain setelah kemenangan di depan mata buyar akibat gol penalti Malaysia.

Baca juga: Indonesia gagal ke final, kalah 3-4 dari Malaysia

Dalam pertandingan semi final Piala AFF U-18 yang berlangsung di Stadion Binh Duong, Vietnam, Sabtu petang, Indonesia kalah 3-4 lewat babak tambahan waktu. Padahal, skuad Garuda Nusantara nyaris memenangi pertandingan dalam dua babak normal karena sudah unggul 3-2.

Namun, keunggulan itu buyar akibat gol penalti Malaysia pada menit ke-84. Penalti diberikan wasit karena pelanggaran yang dilakukan Alfeandra Dewangga Santosa di kotak penalti.

"Tadi kami sudah unggul 3-2 tapi karena pelanggaran yang dilakukan Dewo, yang menurut saya seharusnya tidak perlu terjadi, itu jadi menjatuhkan mental pemain lainnya," tutur pelatih timnas U-18 Fakhri Husaini dalam konferensi pers di Binh Duong, Sabtu petang.

Dalam laga yang berlangsung selama 120 menit itu, timnas Indonesia juga harus kehilangan banyak kesempatan untuk mencetak gol di babak kedua.

Fakhri menilai pertandingan berjalan sangat ketat namun timnas sudah mengeluarkan semua kemampuan yang dimiliki meski harus berakhir dengan kekalahan.

Skor tipis tersebut juga menandakan kedua tim juga sebetulnya memiliki kemampuan yang hampir serupa namun timnas masih kurang matang dalam mengeksekusi umpan-umpan yang berada di lini depan.

"Tapi saya bangga dengan apa yang sudah ditampilkan pemain, mereka punya banyak peluang juga tapi sayang peluang-peluang tadi tidak menjadi gol," pungkas Fakhri menambahkan.

Timnas sepak bola U-18 akan kembali
berjuang untuk memprebutkan juara ketiga Piala AFF U-18 2019.

Skuad Garuda Nusantara akan menunggu calon lawan antara Australia dan Myanmar yang masih bertanding.

Baca juga: Beckham cetak gol balasan, babak pertama Indonesia - Malaysia 1-1

Baca juga: Si kembar Bagas-Bagus pemain timnas U-18 yang tertukar

 

Pewarta: Roy Rosa Bachtiar
Editor: Dadan Ramdani
Copyright © ANTARA 2019