Lebak (ANTARA News) - Ratusan warga warga Badui Dalam (pakain putih-putih) dan Badui Luar (pakaian hitam-hitam) tampak serius menikmati tontonan film layar tancap yang digelar di halaman Pendopo Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lebak, Jumat malam. "Saya kali pertama menonton film itu karena di daerah Badui dilarang oleh tokoh pemuka agama dan adat," kata Asid (45) seorang Badui Dalam warga Cikeusik, Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Banten. Menurut dia, pihaknya merasa senang dan gembira melihat suguhan film layar tancap, selain bisa menghibur juga sambil melepaskan rasa kecapaian setelah berjalan kaki selama enam jam dengan jarak tempuh 45 kilometer. "Malam ini (Jumatm malam) seperti mimpi apa karena bisa menonton film bersama warga Badui lain," kata Asid sambil mengaku dirinya pertama kali mengikuti acara Seba atau kunjungan ke pejabat pemerintah dengan membawa hasil bumi. Begitu pula seorang Badui Dalam warga Cikeusik, Sapri (50), mengaku, pihaknya merasa senang menonton film layar tancap karena di kawasan Badui Dalam tidak ada hiburan seperti itu. "Memang, kami dilarang oleh tokoh adat jika ketahuan menonton film karena kami ini warga Badui Dalam," ujar Sapri. Sementara itu, panitia penyelenggara film, Tajudin, mengatakan, pihaknya terpaksa memberikan suguhan film bagi orang Badui bertema pelestarian lingkungan. Sebab, kata dia, warga Badui itu lebih senang menonton film-film tema alam dibandingkan kekerasan atau percintaan. "Kami setiap tahun seringkali menyuguhkan film layar tancap setelah warga Badui merayakan peringatan Seba," katanya menambahkan. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008