Binh Duong (ANTARA) - Pelatih tim nasional sepak bola U-18 Fakhri Husaini mengaku jadwal laga uji coba melawan Iran, yang sedianya akan dilaksanakan awal September, terlalu ketat karena berdekatan dengan kepulangan timnya dari Vietnam usai mengikuti kejuaraan Piala AFF U-18.

"Tadinya saya coba minta jadi jadwal uji internasional, tapi sepertinya Iran hanya bisa di tanggal 4 dan 7 September. Tanggal itu sebenarnya tidak pas karena kami baru saja pulang dan tidak sedang dalam pemusatan latihan," tutur Fakhri saat ditemui di Binh Duong, Minggu.

Sebelum berangkat ke Vietnam, coach Fakhri sudah sempat menyampaikan agar pertandingan bisa dilakukan usai skuat Garuda Nusantara mendapat waktu istirahat minimal enam minggu usai kejuaraan.

Laga uji coba kontra Iran itu juga diharapkan bisa dilaksanakan saat timnas sudah memasuki pemusatan latihan Piala Asia U-19 2020, yang akan dimulai 25 September.

"Ini sudah saya sampaikan karena kami butuh waktu istirahat setidaknya enam minggu. Nah faktanya memang tidak bisa digeser. Tanggal 4 kami main di Stadion Mandalakrida (Yogyakarta), kemudian tanggal 7 main di Stadion Patriot (Bekasi). Kami dua kali melawan Iran," katanya menerangkan.

Meski Fakhri mengeluhkan jadwal tersebut, ia berharap para pemainnya bisa mengambil sisi positif pertandingan tersebut sebagai persiapan menghadapi kualifikasi Piala Asia U-19 2020.

Meski tidak satu grup dengan Iran di babak kualifikasi, timnas Indonesia bisa mengukur kekuatan tim lawan yang berasal dari kawasan Timur Tengah.

Indonesia akan berada satu grup dengan Timor-Leste, Korea Utara, dan Hong Kong di babak kualifikasi.

Ia pun berharap setelah melawan Iran, PSSI bisa memfasilitasi timnas U-18 untuk bisa menjajal kekuatan salah satu tim dari kawasan Asia Timur, seperti Jepang, Korea Selatan, atau China.

"Saya berharap setelah lawan Iran, PSSI bisa memfasilitasi kami untuk melawan salah satu tim kuat asal Asia Timur yang bisa mewakili kekuatan Korea Utara. Apakah Korea Selatan, China, atau Jepang. Kami berharap bisa melawan salah satu tim itu," tutur Fakhri.

Pewarta: Roy Rosa Bachtiar
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2019