Debit air irigasi yang bersumber dari Bendung Manjuto berkurang tidak hanya saat daerah ini jarang diguyur hujan sekarang ini, tetapi sejak beberapa tahun terakhir.Mukomuko (ANTARA) - Debit air irigasi untuk mengairi sawah seluas 13.156 hektare milik petani di Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, saat ini berkurang hingga 4,5 kubik per detik akibat musim kemarau yang melanda daerah ini.
"Sejak tiga tahun terakhir debit air irigasi yang bersumber dari Bendung Manjuto di daerah ini berkurang. Sebelumnya debit air irigasi sebanyak 20 kubik per detik, kalau musim kemarau debit air irigasi hanya berkurang 12 kubik per detik, kini hanya 4,5 kubik per detik” kata Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Mukomuko Bustari di Mukomuko, Senin.
Ia mengatakan hal itu menanggapi berkurangnya debit air irigasi yang bersumber dari Bendung Manjuto akibat musim panas yang melanda daerah ini sejak beberapa hari terakhir.
Menurut dia debit air irigasi yang bersumber dari Bendung Manjuto berkurang tidak hanya saat daerah ini jarang diguyur hujan sekarang ini, tetapi sejak beberapa tahun terakhir.
“Tidak hanya sekarang ini saja debit air irigasi di daerah ini berkurang drastis, tetapi sebelumnya saat daerah ini tidak hujan empat hingga tujuh hari debit air irigasi berkurang,” katanya.
Ia menyatakan, debit air irigasi di daerah ini akan kembali mengalami pengurangan hingga 2,5 kubik per detik apabila musim panas yang melanda daerah ini berlangsung hingga sebulan.
“Kalau ternyata debit air irigasi berkurang hingga 2,5 kubik per detik maka solusinya pengaturan pembagian air irigasi untuk pengairan seluruh sawah petani di daerah ini,” ujarnya.
Pihaknya terpaksa mengatur waktu untuk pembagian air irigasi yang bersumber dari Bendung Manjuto sehingga pembagian air irigasi terdistribusi secara merata ke seluruh sawah petani.
Metode yang yang akan dilakukan oleh instansi itu dengan cara melaksanakan pola giliran dalam penggunaan air, yakni pada pagi hari sawah yang menggunakan air irigasi Manjuto kiri dan siang hari Manjuto kanan.
Tetapi pola giliran ini harus mendapat rekomendasi dari Komisi Irigasi, kemudian rekomendasi itu menjadi keputusan bupati setempat, demikian Bustari.
Baca juga: Petani Mukomuko tolak perpanjangan waktu pengeringan irigasi
Baca juga: Penyediaan air bersih seluruh desa Mukomuko bertahap
Baca juga: Warga Mukomuko tampung air hujan untuk masak
Pewarta: Ferri Aryanto
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2019