Yogyakarta (ANTARA News) - Ketua Umum DPP PKB (versi Muhaimin), Muhaimin Iskandar menegaskan bangsa ini harus bercermin pada para tokoh pendiri Budi Utomo yang mampu memberi inspirasi untuk melahirkan kekuatan baru dan menumbuhkan semangat kebangsaan. "Jika ini dilakukan akan menjadi modal bangsa ini untuk menciptakan kesadaran dan pemikiran baru dalam menumbuhkan semangat nasionalisme," katanya dalam acara Refleksi Seabad Kebangkitan Nasional di kompleks makam dr Wahidin Sudirohusono, seorang pendiri Budi Utomo, di Mlati, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Minggu malam. Dikatakannya, momentum Seabad Kebangkitan Nasional harus menjadikan bangsa ini bersatu padu untuk mewujudkan Indonesia yang makmur, adil dan sejahtera. Bangsa sekarang berbudi utama? Tanpanya hanya membuat krisis demi krisis! "Keteladanan yang telah dirintis dr Wahidin dan teman-temannya layak menjadi modal untuk membangkitkan semangat seluruh komponen bangsa dalam menghadapi berbagai krisis saat ini," katanya. Krisis multidimensi yang dialami bangsa Indonesia lebih disebabkan sumber daya dimiliki, baik sumber daya manusia maupun sumber daya alam, belum sepenuhnya dikelola dengan baik. Karena itu ia menyerukan kepada pemimpin nasional untuk duduk bersama mencari solusi untuk mengatasi berbagai krisis yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini. Jika sudah tercipta sinergi kepemimpinan nasional yang bermuara pada sinergi kebangsaan, maka bangsa Indonesia akan mampu mengatasi krisis tersebut. "Saya yakin dalam waktu 5-10 tahun krisis dapat diselesaikan, namun dengan catatan seluruh komponen bangsa harus bangkit sehingga beban berat negara ini dapat dicarikan solusi yang pada akhirnya dapat diraih kemakmuran dan kesejahteraan rakyat," katanya. Sebelum menyampaikan orasi budaya dalam Seabad Kebangkitan Nasional, Muhaimin bersama Sekjen DPP PKB (versi Muhaimin), Lukman Edy serta sejumlah pengurus partai lainnya berziarah ke makam dr Wahidin Sudirohusodo yang ditandai dengan acara doa dan tabur bunga.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008