Biak (ANTARA) - Sosok mahasiswa berprestasi Papua asal Biak yang berkuliah di Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksa) Bali, Lukas Norman Kbarek patut menjadi inspirasi bagi generasi milenial orang asli Papua sebagai sumber daya manusia unggul karena mampu menjadi finalis Duta Muda Asean 2019.

"Saya harapkan para generasi asli muda Papua harus terus dapat mengembangkan diri pribadi dengan menguasai ilmu pengetahuan sebagai bekal untuk menjadi pemimpin Papua unggul di masa depan," ujar mahasiswa berprestasi Lukas Norman Kbarek mengawali pembicaraan keberhasilan menjadi finalis duta Asean 2019.

Lukas mengakui, untuk dapat menjadi peserta finalis duta muda Asean 2019 diraihnya dengan usaha kerja keras serta memiliki motivasi besar atas talenta bakat yang diberikan Tuhan kepadanya.

"Saya juga terus berharap tercipta Sumber Daya Manusia unggul dari anak asli Papua sehingga dengan kecerdasannya dapat mampu bersaing baik di forum tingkat Nasional bahkan internasional,"ungkap Lukas Normak Kbarek di Biak,Senin, menanggapi pentingnya pendidikan untuk meningkatkan SDM Papua unggul dan Indonesia Maju.

Ia mengakui, pendidikan menjadi salah satu kunci utama untuk mencetak sumber daya manusia orang asli Papua menjadi yang unggul, cerdas dan berkarakter.

Meski menjadi mahasiswa di Universitas Pendidikan Ganesha Bali tahun 2016 tetapi berbagai prestasi mahasiswa Papua asal Biak Lukas Norman Kbarek telah banyak diraihnya hingga saat ini.

Untuk mengejar cita-cita menjadi generasi muda Papua unggul, ia saat ini masih menempuh pendidikan tinggi di Universitas Pendidikan Ganesha Bali mengambil jurusan ilmu hukum dengan konsentrasi hukum Internasional.

Di bulan September 2016 tahun pertama kuliah Lukas Norman Kbarek menjadi juara tiga lomba debat mahasiswa di lingkungan kampus setempat.

Sedangkan prestasi lain Lukas Kbarek menjadi juara II lomba debat mahasiswa tingkat Provinsi Bali diselenggarakan dua universitas dan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) di Provinsi Bali tahun 2019.

"Saya bisa tampil di berbagai lomba karena membuktikan akan kemampuan generasi muda asli Papua tidak kalah dengan kualitas mahasiswa di luar Papua, ini harus menjadi motivasi bagi generasi muda Papua,"ujar Lukas Kbarek.

Sementara prestasi di tahun 2018 sebagai juara III, 2019 juara II sebagai mahasiswa prestasi, dan terakhir kali di bulan Agustus di Thailand 2019 tampil mengikuti Asia Youth Internasional Model United Nation.

Bahkan, di tahun 2019 yang sangat tidak terbayangkan atas prestasinya, menurut Lukas Kbarek, ia mampu menjadi finalis duta muda Asean, satu-satunya dari putra asli Papua berasal dari Biak.

Lolos Seleksi

Keikutsertaan di ajang Duta muda Asean menjadi prestasi luar biasanya karena telah melalui serangkaian tahapan seleksi dari 1038 orang berpartisipasi dan disaring 105 orang tahap kedua dengan memberikan persentase berbahasa Inggris di live video youtube.

"Dari 91 video yang masuk saya salah satu peserta terbaik karena vdeonya berada di urutan 20 besar, ya ini anugerah dari Tuhan yang patut saya syukuri," kata alumni peserta program affirmasi pendidikan pertama itu.

Untuk persiapan lanjutan acara duta Asean saat ini, menurut Lukas Kbarek, ia saat ii sedang dalam persiapan untuk mengikuti malam pembekalan karantina selam satu minggu di Jakarta 7-13 Oktober.

Untuk puncak malam final Duta Muda Asean 2019, menurut Lukas Kbarek, sesuai dengan jadwal akan diselenggarakan pada tanggal 14 Oktober 2019 di Jakarta.

"Saya mohon dukungan doa restu semua masyarakat Papua supaya saya bisa tampil lebih baik di ajang Internasional sebagai perwakilan mahasiswa dari generasi muda orang asli Papua,"imbuh Lukas Kbarek.

Kegiatan lain yang juga membawa nama Papua, menurut Lukas, kegiatan di Pro Bali Ambasador, yakni pemilihan duta pembangunan Provinsi Bali.

Ia merupakan satu-satunya dari anak Papua yang masuk menjadi peserta ajang kegiatan lomba Pro Bali Ambasador. "Saya tidak dapat berpikir menuju ke sana karena saya bukan warga asli Bali tetapi mampu menjadi bagian dari program Pro Bali Ambasador," ungkapnya bangga.

Yang sangat luar biasa baginya, lanjutnya, karena ia bukanlah orang Bali tetapi dapat mewakili anak Papua untuk bicara di forum besar. "Ini menjadi suatu kebanggaan bagi saya karena bisa memberikan warga untuk memberikan pikiran."

Lukas mengakui, saat mengikuti lomba konsep yang ditawarkan pada acara pembangunan Pro Bali Ambasdor untuk memberikan pelayanan maksimal kepada masyarakat di kampung/desa.

Selain beraktivitas sebagai mahasiswa di Bali, menurut Lukas Kbarek, ia juga telah aktif organisasi sebagai relawan untuk mengkampayekan pencegahan kenakalan anak sejak dini masuk ke sekolah-sekolah.

Baca juga: 20 lulusan SMA/SMK Papua peroleh beasiswa luar negeri
​​​​​​​

"Saya dipercayakan beberapa organisasi dan wakil ketua jurusan mahasiswa di Bali menjadi sesuatu hal yang sangat luar biasa dalam pengembangan diri," kisahnya.

Sebelum kuliah, Lukas Norman Kbarek merupakan program Adem siswa asli Papua di Jawa, salah satu angkatan pertama di SMA Bhineka Tunggal Ika Yogyakarta dan tranfers beasiswa program Adik Papua.

"Saya berharap semoga generasi muda Papua bisa mengembangkan diri dimanapun mereka berada. Dan terus berusaha untuk membekali diri dengan hal-hal positif supaya nantinya bisa digunakan ketika di masa yang akan datang sebagai generasi muda Papua yang akan memimpin," harapnya.

Ia berharap, Pemkab Biak Numfor dan Pemprov Papua lebih memperhatikan program pendidikan secara berkelanjutan karena menjadi investasi masa depan untuk generasi muda Papua unggul dalam segala hal.

Pemkab Biak Numfor dan Pemprov Papua harus menyediakan beasiswa bagi kelanjutan pendidikan anak-ana asli Papua yang berprestasi untuk mewujudkan harapan sumber daya manusia Papua unggul, ujarnya.

Salah satu harus menjadi dukungan nyata dari pemerintah daerah untuk studi mahasiswa Biak berprestasi, lanjutnya, yakni adanya program bantuan dana pendidikan di berbagai perguruan tinggi di Indonesia.

"Sebagian anak asli Papua mempunyai kemampuan yang sama dengan mahasiswa lain di luar Papua, karena faktor kemampuan ekonomi orang tua yang minim menjadikan ada mahasiswa tidak dapat melanjutkan pendidikan tinggi," ujarnya.

Lukas Kbarek berharap, ke depan pemerintah daerah harus berkomitmen merealisasikan program bantuan biaya pendidikan untuk mahasiswa Papua guna mengejar cita-cita menjadi generasi muda Papua unggul.

Mahasiswa berprestasi asal Papua Lukas Norman Kbarek dilahirkan di pulau Biak pada tanggal 12 September 1998, merupakan anak dari pasangan ibu Paulina N.Warikar dan bapak Andris Dolfinus Kbarek (almarhum).

Baca juga: 6.400 mahasiswa miskin Papua butuh beasiswa Bidikmisi

Baca juga: Papua Barat fokus tangani beasiswa luar negeri


 

Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019