Takengon, Aceh (ANTARA) - Sebanyak 371 ekor kuda mengikuti kegiatan pacuan kuda tradisional Gayo dilaksanakan dalam rangka memeriahkan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-74 Kemerdekaan Republik Indonesia di Takengon, Aceh Tengah mulai dari tanggal 26 Desember hingga 1 September 2019.

"Ada 371 kuda dengan joki dari sini, kita persiapkan 15 orang," ujar Ketua Panitia Pacuan Kuda Tradisional Gayo HUT Ke-74 Indonesia, Irwandi pada sela-sela pacuan kuda di Arena Haji Muhammad Hasan Gayo, Takengon, Senin.

Ia menerangkan, jumlah kuda yang diturunkan terbanyak masih dari tuan rumah, yakni Aceh Tengah dengan 196 ekor di antaranya, lalu Bener Meriah mengikutkan 106 ekor, dan Gayo Lues tercatat 62 ekor.

Total yang diperlombakan terdapat 15 kelas pacuan tradisional tahun ini, dan terbanyak diikuti kelas Gayo muda dan E muda dengan tinggi kuda 125 - 131,9 centimeter masing-masing 55 ekor.

Sedangkan paling sedikit penyelenggaraan pacuan kuda dengan kelas AB perdana miliki jarak pacuan 800 meter cuma diikuti empat ekor yang merupakan kuda dari tuan rumah.

"Jokinya selain dari sini, juga berasal dari kabupaten yang dikirim bersama kudanya. Satu hari itu kita gelar 20 kali race (adu kecepatan), dan setiap kali lomba ada enam ekor kuda," terang Irwandi yang merupakan Sekretaris Persatuan Olahraga Berkuda Seluruh Indonesia Aceh Tengah.

Kepala Bidang Pengembangan Destinasi Wisata Dinas Pariwisata Aceh, Hamdani mengaku, kegiatan pacuan kuda kali ini memperebutkan total hadiah sebesar Rp300 juta.

Ia membeberkan, total hadiah ini bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Kabupaten (APBK) Aceh Tengah sebesar Rp220 juta di antaranya, dan sisanya berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Aceh (APBA).

Terdapat juga sumbangan dari kalangan perbankan setempat bagi masing-masing kelas perlombaan di pacuan kuda tahun ini. "Setidaknya Rp250 ribu bagi pemenang yang merebut juara satu," tuturnya.

Baca juga: 330 ekor kuda ikuti pacuan tradisional di Takengon

Baca juga: Pacuan kuda tradisional meriahkan HUT RI

Pewarta: Muhammad Said
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019