Jakarta (ANTARA) - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengaku telah bertemu Presiden Joko Widodo dalam konferensi pers pemindahan ibu kota, di Istana Negara, Senin siang, dan sempat berdiskusi dengan Presiden tentang urban regeneration Jakarta.

"Yang tadi sempat kita diskusikan adalah hasil pertemuan terakhir pada hari Selasa yang lalu di kantor Wakil Presiden yang membahas tentang program urban regeneration Jakarta," kata Anies usai membuka acara Jakarta Art Week di Stasiun MRT Istora Mandiri, Jakarta.

Baca juga: Ibu kota pindah, Anies: Jakarta tetap simpul kegiatan perekonomian

Baca juga: Ditanya rencana setelah ibu kota pindah, Anies: Jakarta masih DKI


Anies mengatakan bahwa pemindahan ibu kota berada di bawah kewenangan pemerintah pusat. Dan dengan pemindahan ibu kota yang rencananya ke Kalimantan Timur (Kaltim), Anies menilai urban regeneration atau pembaruan perkotaan di Jakarta justru akan lebih cepat.

"Kita targetkan sampai dengan tahun 2030, bahkan tadi komitmen pendanaannya pun disebutkan oleh Bapak Presiden Joko Widodo," tutur Anies.

Presiden Jokowi secara resmi mengumumkan lokasi ibu kota baru di Kalimantan Timur. Ibu kota baru terletak di antara Kabupaten Kutai Kertangera dan Kabupaten Penajam Paser Utara.

Kepala Negara menambahkan lahan ibu kota baru sudah tersedia seluas 180 ribu hektare. Infrastruktur pendukung lokasi ibu kota baru relatif baik dibandingkan lokasi lainnya.

Selain itu, risiko bencana di lokasi ini sangat kecil. Mulai dari banjir, gempa bumi, tsunami, kebakaran hutan, gunung berapi dan longsor.

"Lokasi calon ibu kota baru sangat strategis berada di tengah Indonesia. Kemudian diapit oleh dua kota besar yaitu Balikpapan dan Samarindra sehingga infrastrukturnya sudah siap," ucap Jokowi di Istana Negara, Jakarta, Senin siang (26/8).

Baca juga: Pemerintah pindahkan ibu kota karena beban di Pulau Jawa berat

Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Eddy K Sinoel
Copyright © ANTARA 2019