“Jadi sekarang ini kita sedang berada di puncak Jabal Nur. Dimana ada Gua Hira,
Mekkah (ANTARA) - Wisata ziarah ke Jabal Nur di Mekkah yang terdapat Gua Hira di puncaknya dianggap mempunyai hikmah yang tinggi dan sarat makna.

Guru Besar Filologi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Prof. Dr. Oman Fathurrahman, M.Hum di Jabal Nur, Mekkah, Senin, mengatakan dalam sejarahnya Rasul menerima wahyu pertamanya di Gua Hira.

“Jadi sekarang ini kita sedang berada di puncak Jabal Nur. Dimana ada Gua Hira. Dalam sejarahnya Rasulullah menerima wahyu pertama di Gua Hira. Setelah sebelumnya melakukan kontemplasi beberapa kali untuk mendapatkan pencerahan. Saya kira hikmah napak tilas ke puncak gunung yang cukup tinggi,” jelasnya.

Baca juga: Konsultan ibadah perempuan akan ditambah pada musim haji 2020

Jabal Nur dalam setiap saat menjadi destinasi wisata ziarah bagi jamaah termasuk jamaah Indonesia baik saat musim haji maupun umrah sepanjang tahun.

Oman mencatat setidaknya ada dua hikmah dan makna yang bisa didapat dengan berziarah ke Jabal Nur yakni pertama pelajaran spriritual.

“Untuk mendapatkan ketenangan dan pencerahan dan memberikan salam damai kepada orang lain itu membutuhkan satu kesucian diri, kesucian hati, dan perjuangan. Pada masa Rasul tentu lebih berat medannya naik ke tempat ini,” tambahnya.

Untuk mencapai puncak Jabal Nur memang diperlukan perjuangan yang relatif berat karena medan yang terjal dan menanjak meskipun telah dibangun anak tangga namun tetap diperlukan fisik yang prima untuk bisa sampai di puncaknya.

Baca juga: Arab Saudi catat jamaah haji tahun ini 2,4 juta terbanyak dari Asia

Setidaknya perlu waktu hampir dua jam dari kaki Jabal Nur hingga bisa sampai ke puncaknya.

“Jadi ada kontemplasi membersihkan diri. Kedua ada pesan kemanusiaan juga. Bagaimana Rasulullah dari puncak Jabal Nur melihat ke bawah itu kota Mekkah. Kita bisa membayangkan Rasulullah melihat masyarakatnya di Mekkah. Waktu itu digambarkan masyarkat jahiliyah dan perlu mendapatkan pencerahan. Rasulullah memiliki misi mencerahkan dengan ajaran wahyu yang diterimanya,” jelasnya.

Ia juga menekankan peran besar istri Rosul yakni Siti Khadijah yang mendukung penyebaran ajaran Islam yang damai.

“Jamaah haji setelah melakukan puncak haji di Armuzna, sebagian diantara mereka menyengajakan ziarah ke tempat ini. Semoga bisa meneladani pelajaran spiritual dan kemanusiaan yang dialami Rasulullah,” sebut Oman.

Baca juga: Rahasia lantai Masjidil Haram tetap dingin dari marmer thassos Yunani

Pewarta: Hanni Sofia
Editor: Hendra Agusta
Copyright © ANTARA 2019