Jakarta (ANTARA News) - Bank Indonesia (BI) diingatkan agar jangan sampai terlambat mengantisipasi kenaikan laju inflasi akibat kenaikan harga BBM rata-rata sekitar 28,7 persen karena hal itu akan mempengaruhi kepercayaan pasar pada rupiah. "Potensi inflasi bisa mencapai 11-12 persen. Itu perlu segera diantisipasi," kata Direktur Perencanaan Makro Bappenas, Bambang Prijambodo di Jakarta, Jumat. Meski demikian, ia mengharapkan BI tidak terlalu panik dan langsung menaikkan BI rate secara drastis mencapai 50 basis poin atau lebih, karena hal itu justru akan memicu terjadinya ekspektasi inflasi. "Suku bunga diharapkan menuntun pasar agar ekspektasi inflasi tetap berada dalam kondisi yang terjaga," katanya. Dia menambahkan, inflasi yang cenderung meningkat tersebut dipengaruhi oleh faktor fundamental dari sisi pasokan, yaitu kenaikan biaya produksi dan harga komoditas bahan baku. "Kenaikan suku bunga bisa kelipatan 25 basis poin, namun syaratnya adalah laju inflasi yang sangat tinggi dan kepercayaan terhadap rupiah yang anjlok," katanya. Beberapa pengamat sebelumnya memperkirakan BI akan menaikkan suku bunga secara moderat untuk mengantisipasi kenaikan inflasi yang diperkirakan menembus level 11 persen.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008