Tokyo, (ANTARA News) - "Setelah Beijing, perhatian publik dunia akan beralih ke Bali, Indonesia," kata Kansai Yamamoto. Perancang busana terkenal itu sedang menggambarkan bahwa peristiwa besar Olimpiade Beijing akan disusul Kansai Super Show di Bali. Lewat pergelaran Kansai Super Show, ia ingin menyumbangkan sesuatu yang berarti dalam hubungan persahabatan Indonesia-Jepang. "Sebuah hubungan persahabatan, tentunya suatu yang penuh dengan semangat," kata Yamamoto kepada ANTARA di Tokyo Sabtu siang. Yamamoto dikenal tidak saja oleh karya rancangan busananya, tetapi juga karena kreatifitasnya yang memadukan kegiatan pergelaran busana dan atraksi unik serta kolosal dalam satu paket pertunjukan yang gemerlap. Kegiatan itu akan digelar di Denpasar, Bali, 6 Desember mendatang. Bersama Dubes RI untuk Jepang, Jusuf Anwar, ANTARA dibawa berkeliling Museum Edo di Tokyo untuk menyaksikan karya-karya busana klasik dan kontemporer rancangannya. Salah satunya adalah jaket hitam milik pentolan Beatles, John Lennon. Jaket berlengan panjang yang bertuliskan huruf Kanji di lengan bagian kiri itu dipakai Lennon untuk berfoto bersama Yoko Ono, dua hari sebelum kematiannya. "Banyak hal yang bisa diangkat ke pentas dunia dari Indonesia. Dari sisi fashion, saya juga ingin membawa kain khas Bali dan batik mendunia," kata kansai Yamamoto yang kerap ke Bali, Yogyakarta dan daerah lainnya di Indonesia untuk memetik ide. Corak batik dan kain Bali, serta aksesorinya dalam pandangan dari sahabat Elton John, David Bowie dan Stevie Wonder itu, memiliki prospek yang luar biasa dan bisa diterima di pasaran fashion internasional. Namun ia juga mengakui bahwa pemahaman akan selera pasar dan kualitas yang tinggi menjadi penentu utama untuk bisa diterima di pasaran internasional. Ia juga menyebutkan perlunya kolaborasi dengan para disainer internasional guna meningkatkan citra busana itu sendiri. "Banyak bahan-bahan yang tidak bisa diperoleh di Jepang, justru banyak ditemui di Bali dan beberapa daerah lainnya di Indonesia," kata lulusan Bunka College of Fashion tahun 1967. Bercorak Jepang-Indonesia Khusus mengenai Kansai Super Show di Bali, Yamamoto menginginkan sesuatu yang berbeda dan bertolak belakang dengan kegemerlapan yang ditampilkan di Olimpiade Beijing.Rancangan busananya akan banyak menampilkan perpaduan corak Jepang dan Indonesia, khususnya kain Bali dan batik. Kansai Yamamoto tetap terlihat energik di usianya yang 64 tahun, bahkan dengan lancar ia menceritakan rencana uniknya di Bali nanti. Ia menyebutkan akan menampilkan seribu model cantik, puluhan bebek peking yang mengenakan busana khusus serta berdasi untuk tampil berbaris di atas panggung "Kalau di Peking banyak memakai ribuan lampu bercahaya terang, maka di Bali justru tidak ada, tetapi menggunakan ribuan cahaya obor. Unik bukan?" ujarnya lalu tertawa. Setelah itu ia juga akan menggelar pertunjukan serupa di New York tahun 2009, dengan Batik dan kain Bali tetap sebagai primadonanya Pemilik "Boutique Kansai" di Paris, Milan, New York dan Madrid itu, juga menyetujui tema pertunjukkannya yang ditawarkan oleh Dubes Jusuf Anwar "Indonesian-Jepang Friendship Super Show". "Supershow itu nanti memang harus mengambarkan sesuatu yang bersemangat, yaitu semangat hubungan baik. Pertunjukannya diharapkan bisa dikenang bagi semua orang," ujarnya. Sementara itu, Dubes Jusuf Anwar mengatakan, semangat yang diperlihatkan Kansai Yamamoto dan juga rencananya menggelar super show merupakan dukungan yang kongkret bagi hubungan persahabatan kedua negara. "Bukan Kansai Yamamoto namanya kalau tidak menghasilkan sesuatu yang spektakuler dan unik. Dipilihnya Bali, juga merupakan pilihan tempat yang tepat, mengingat citra Bali di mata komunitas internasional yang sudah baik," ujarnya. Mengenai pertunjukan yang dilaksanakan di akhir tahun, Dubes mengatakan justru menjadi kegiatan penutup yang memikat di penghujung tahun. Setelah serangkaian kegiatan yang padat selama ini aksi super menjadi penutup tahun yang akan dikenang selamanya. Kansai Yamamoto kerap memadukan acara fashion show dengan atraksi kolosal, seperti yang biasa dilakukan dalam atraksi sulap internasional. Aksi pertunjukan Kansai Super show di Moskow bertema "Hallo Russia" tahun 1993 dipadati 120.000 pengunjung. Sedangkan pertunjukkan "Hallo Vietnam" di Hanoi tahun 1995 mencapai 200.000 pengunjung. Juga aksi "Hello India" tahun 1997 disaksikan 50.000 orang lebih. Panggung yang luas gemerlap dan modern, melibatkan ribuan model cantik, serta kerap menampilkan atraksi unik merupakan ciri khas dari pertunjukkannya yang menurut Yamamoto sendiri "sebuah ekspresi yang berasal dari kekuatan luar biasa energi manusia".(*)

Oleh oleh Benny S Butarbutar
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008