Surabaya, (ANTARA News) - Ribuan sopir angkutan kota dari Organda Surabaya dan buruh yang tergabung dalam SPSI melakukan unjuk rasa ke DPRD Provinsi Jatim di Jalan Indrapura Surabaya, Senin, sebagai reaksi atas kebijakan pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Kedua massa dari profesi yang berbeda tersebut, bertemu di depan gedung Bank BTPN Surabaya, di sebelah gedung DPRD Provinsi Jatim, yang menjadi pembatas pengunjuk rasa ke DPRD Provinsi Jatim. Sementara itu, puluhan polisi membuat barikade menghadang para pengunjuk rasa. Para buruh dan sopir membawa sejumlah poster yang diantaranya bertuliskan "BBM Boleh Naik, Kesejahteraan Buruh Juga Harus Naik", "BBM Naik Buruh Tercekik", "BBM Ganti Rego (harga), Sopir Bemo Bongko (kelengger)" dan "Seluruh Buruh Harus Dapat BLT Plus UMK Naik". Mereka melakukan berbagai orasi dengan menggunakan seperangkat pengeras suara di atas truk bak terbuka. Ketua Organda Surabaya, Wastomi Suhari menyatakan, semua angkutan umum di Surabaya mulai dari taksi, angguna (pengganti Bajaj) dan bus yang jumlahnya sekitar 1.400 unit telah melakukan mogok masal. "Yang datang ke DPRD Jatim masing-masing moda diwakili lima unit, sehingga ada sekitar 300 unit kendaraan, kalau satu unit dinaiki 10 orang berarti ada 3.000 orang," katanya menegaskan. Wastomi mengemukakan, saat ini di Surabaya ada 5.400 angkutan kota, 6.250 taksi, 300 bus dan 1.178 angguna. Dalam pernyataannya Organda Surabaya menyatakan, menolak kebijakan pemerintah tentang kenaikkan harga BBM, menuntut adanya pemberian subsidi harga BBM untuk seluruh kendaraan angkutan umum, baik angkutan penumpang maupun barang. Pemerintah wajib memberikan jaminan hukum bahwa harga-harga suku cadang kendaraan untuk umum agar tidak naik, pemerintah harus menjamin agar harga sembako tidak naik. Selan itu, kalau pemerintah memberikan BBM alternatif maka pemerintah harus menjamin harga BBG tidak naik, memberikan secara gratis alat penghemat bahan bakar (converter kit) dan menyediakan infrastruktur stasiun bahan bakar gas secara merata di seluruh Surabaya. Sementara Ketua SPSI Surabaya, Ismail Syarif mengatakan, buruh yang kali ini berunjuk rasa berasal dari lima kota, yaitu Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Mojokerto, dan Pasuruan. "Demo kali ini kami kerahkan 23 ribu, tapi yang datang sekitar enam ribu," kata Ismail Syarif. Hingga pukul 11.00 WIB, perwakilan buruh dan sopir masih diterima oleh anggota DPRD Jatim, sementara massa masih melakukan berorasi. Aksi tersebut diwarnai dengan pencegatan angkot dan taksi di beberapa titik yang tidak ikut melakukan aksi demo. (*)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2008