Bali (ANTARA) - Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengingatkan potensi mulai redanya globalisasi dan peningkatan era digitalisasi yang terlihat dari empat ciri utama.

Perry saat memberikan sambutan dalam seminar di Bali, Kamis, mengatakan ciri pertama adalah mulai banyak negara yang mengandalkan solusi internal dalam menghadapi ketegangan perdagangan internasional.

Hal tersebut terlihat dari ketegangan perdagangan akibat penerapan tarif dagang yang terus terjadi antara AS dengan China dan sejumlah negara lainnya.

"Ini karakteristik meningkatnya ketegangan perdagangan dan tanda berkurangnya globalisasi," kata Perry dalam seminar bertajuk "Maintaining Stability and Strengthening Momentum of Growth Amidst High Uncertainties in Digital Era."

Ciri kedua adalah arus modal yang tidak hanya bergantung dari perbedaan suku bunga atau imbal hasil namun juga risiko dan volatilitas nilai tukar.

Ciri ketiga adalah kebijakan suku bunga yang sudah tidak begitu efektif dan tidak mampu menjaga kestabilan kurs maupun mendorong pertumbuhan ekonomi.

Ciri keempat adalah semakin maraknya digitalisasi di bidang ekonomi maupun keuangan yang dilakukan industri teknologi berbasis finansial sehingga perlu adanya respons dari pemangku kebijakan.

Dalam menghadapi tantangan tersebut, Perry memaparkan tiga hal yang perlu menjadi perhatian bank sentral dan para pengambil kebijakan. Antara lain perlunya bauran kebijakan bank sentral serta sinergi maupun koordinasi pemangku kepentingan dengan meningkatkan transparansi dan komunikasi.

Selain itu, pemanfaatan era digitalisasi menjadi penting melalui visi sistem pembayaran Indonesia 2025 yang telah dirumuskan untuk mendukung integrasi ekonomi keuangan digital nasional.

"Ini merupakan salah satu respons agar Fintech dikaitkan dengan digitalisasi perbankan supaya tidak terjadi perbankan maya dan mendorong inovasi," ujar Perry.

Perry mengatakan upaya mengatasi era digitalisasi ini juga membutuhkan inovasi yang seimbang agar muncul stabilitas yang dapat memberikan rasa aman kepada masyarakat.

"Inovasi ini harus didorong, tapi harus seimbang antara inovasi dengan stabilitas, terutama dalam perlindungan konsumen, risiko siber dan untuk mendorong kegiatan usaha berkembang," ujarnya.

Baca juga: BI ingatkan pentingnya bauran kebijakan hadapi digitalisasi ekonomi
Baca juga: BI kaji dampak digitalisasi terhadap ekonomi

Pewarta: Satyagraha
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2019