Penggunaannya untuk berbagai keperluan, termasuk perencanaan tata ruang.
Jakarta (ANTARA) - Deputi Bidang Informasi Geospasial Dasar Badan Informasi Geospasial (BIG) Arief Syafii mengatakan lembaganya sedang menyiapkan peta dasar dengan skala yang lebih besar, yakni 1:5.000 di beberapa wilayah di Pulau Kalimantan, yakni Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan.

Menurut Arief, BIG tidak ditugasi untuk melakukan kajian atau memberikan rekomendasi terkait lokasi Ibu Kota Negara Indonesia yang baru.

"BIG hanya ditugasi untuk menyiapkan peta dasar skala 1:5.000 pada wilayah yang direncanakan untuk lokasi Ibu Kota, yakni beberapa wilayah di Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur," kata Arief saat dihubungi Antara di Jakarta, Kamis.

Arief mengatakan BIG sebelumnya tidak diberi tahu lokasi pasti dari Ibu Kota Negara Indonesia yang baru. BIG hanya baru tahu lokasi sebenarnya dari Ibu Kota baru setelah diumumkan oleh Presiden Joko Widodo bahwa Ibu Kota Negara Indonesia yang baru direncanakan di wilayah Provinsi Kalimantan Timur, yakni di Kabupaten Paser Penajam Utara dan Kutai Kartanegara.

Dalam proses pembuatan peta dasar, BIG menempatkan sejumlah tanda (premark) di beberapa wilayah untuk keperluan survei foto udara. Nantinya foto udara tersebut akan digunakan untuk pembuatan peta dasar skala besar 1:5.000. Peta dasar tersebut dapat digunakan untuk perencanaan tata ruang wilayah.

"Itu tanda (premark) dari ground control point untuk keperluan survei foto udara. Nantinya foto udara tersebut akan digunakan untuk pembuatan peta dasar skala besar 1:5.000," ujar Arief.

Menurut Arief, premark tersebut harus terlihat di foto udara untuk keperluan koreksi geometri dari foto udara hasil survei.

"Premark tersebut tersebar merata di seluruh area yang dipetakan," ujarnya.

Arief menuturkan BIG ditugaskan oleh pemerintah melalui Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) untuk membuat peta dasar skala 1:5.000 di beberapa wilayah di Pulau Kalimantan, yakni Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan.

"Penggunaannya untuk berbagai keperluan, termasuk perencanaan tata ruang," ujarnya.

Arief menuturkan peta dasar yang dibuat BIG tersebut nantinya bisa digunakan untuk merencanakan lokasi yang tepat untuk Ibu Kota baru.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Jakarta, Senin (26/8), telah memilih Provinsi Kalimantan Timur sebagai Ibu Kota baru negara Indonesia, yang meliputi sebagian daerah di Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara.

Pemerintah punya beberapa alasan dalam rencana pemindahan itu, antara lain karena krisis ketersediaan air di Pulau Jawa dan konversi lahan terbesar juga terjadi di sana. Selain itu, tingginya urbanisasi terkonsentrasi di Jakarta dan Jabodetabek, kemacetan dan kualitas udara tidak sehat serta rawan banjir tahunan hingga turunnya tanah dan muka air laut naik, juga menjadi salah satu pertimbangannya.

Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla berharap kajian dan penelitian tentang pemindahan Ibu Kota pemerintahan Indonesia dari Jakarta ke Kalimantan Timur dilakukan dengan baik meskipun target waktunya hanya empat tahun hingga 2024.

"Langkahnya harus sesuai dengan aturan, dan kita ingin Ibu Kota betul-betul yang baik, tentu perencanaannya juga harus baik dan perlu dipertimbangkan dengan hati-hati," kata Wapres JK kepada wartawan di Kantor Wapres Jakarta, Selasa.
Baca juga: Pemindahan ibu kota negara ke Kaltim telah melalui kajian strategis
Baca juga: Ibu kota baru harus selaras dengan jaringan internet
Baca juga: Wapres harap kajian pemindahan ibu kota dilakukan dengan baik

Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2019