Ya, tentu kalau industri kita menunggu saja, dan industri kan yang penting kegiatan ekonominya. Kalau pemindahan ibu kota kan domain pemerintah..
Jakarta (ANTARA) - Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan bahwa pelaku industri dalam posisi menunggu realisasi dari rencana pemindahan ibu kota Indonesia dari Jakarta ke Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara di Kalimantan Timur.

"Ya, tentu kalau industri kita menunggu saja, dan industri kan yang penting kegiatan ekonominya. Kalau pemindahan ibu kota kan domain pemerintah," kata Airlangga di Jakarta, Jumat.

Terkait beberapa industri yang sudah berkembang di Kalimantan Timur, Airlangga berharap industri tersebut dapat turut mendukung pengembangan ibu kota baru.

"Tentu kalau kawasan yang dipilih menjadi ibu kota itu kebetulan daerah yang sebelumnya dikembangkan untuk hutan tanaman industri, jadi tentu di sekitarnya adalah wilayah industri. Diharapkan ini bisa menjadi supporting pengembangan ibu kota," papar Airlangga.

Baca juga: Korea Selatan dukung rencana pemindahan ibu kota Indonesia

Dalam hal ini, Airlangga juga mempertimbangkan penggunaan kendaraan listrik di ibukota baru, di antaranya digunakan sebagai transportasi umum, seperti bus.

Terlebih, ibu kota baru diproyeksikan akan menjadi smart capital, atau kota pintar yang didukung teknologi mumpuni.

"Ya, tentu itu menjadi bagian dari pertimbangan. Mungkin untuk transportasi umumnya bisa didorong ke commercial vehicle, seperti bus untuk menjadi feeder transportation bagi masyarakat urban," ungkap Airlangga.

Kendati demikian, rencana tersebut masih perlu diujicoba secara komprehensif, mengingat penggunaan kendaraan listrik yang masih belum masif di Indonesia.

"Kenapa butuh uji coba, karena motor listrik inikan baterai dan lainnya sangat terpengaruh dengan cuaca. Kalau cuaca panas tentu motor, baterai dan yang lain perlu penyesuaian," pungkasnya.
Baca juga: Pemindahan ibu kota, pemerintah dinilai harus rumuskan banyak hal

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2019