Makassar (ANTARA) - Internasional Youth Day (IYD) 2019 menggelar diskusi publik mengangkat isu tentang pekerja muda dan akses pekerja anak serta hak pekerja perempuan, berlangsung  di Benteng Fort Rotterdam, Makassar, Sulawesi Selatan, Sabtu.

Direktur LBH Apik Makassar Rosmiati Sain dalam diskusi tersebut menyampaikan, saat ini usia muda atau di atas 18 tahun sudah banyak bekerja di perusahaan. Kendati demikian, pihak perusahaan harus juga diperhatikan hak-hak mereka untuk dipenuhi

Selain itu, pekerja muda di jaman millenial banyak dipekerjakan pada beberapa perusahaan termasuk perusahaan platfrom berbasis digital, karena mereka paham tentang penggunaan aplikasi.
Baca juga: ANTARA berkomitmen jadikan generasi muda pekerja andal

"Berkaitan dengan itu, bicara soal pekerja perempuan perusahaan mesti memberikan hak dan perlidungan kepada mereka. Mulai dengan memberikan cuti hamil hingga melahirkan, bahkan cuti haid, sebab itu sudah diatur Undang-undang," ucapnya.

Menurut dia, regulasi telah mengatur untuk tenaga kerja perempuan termasuk tanggungan biaya saat melahirkan. Mengapa perempuan punya hak khusus serta perlindungan, karena mereka berbeda karena memiliki alat reproduksi yang menghasilkan keturunan.

"Kegiatan ini sebenarnya mendorong anak muda kita untuk terus maju mengembangkan kreativitasnya, mengembangkan diri karena dengan dorongan semangat mereka mampu untuk menjadi lebih baik," tambahnya.

Sementara Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Pemprov Sulsel Sri Endang Sukarsih pada diskusi tersebut memberikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan IYD dan baru pertama kali dilaksanakan di Makassar, Sulsel.

"Dengan memaksimalkan pengembangan pemuda dalam dunia kerja tentu dipersiapkan regulasinya. Dispora bersama Organisasi Perangkat Daerah dan pihak pengusaha selalu bersinergi untuk memberikan peluang bagi pemuda," ujarnya.
Baca juga: ANTARA berkomitmen jadikan generasi muda pekerja andal

Berkaitan dengan itu, Oxfam Indonesia menyatakan jumlah angkatan kerja meningkat pada tahun 2018, namun hanya 67 persen yang bekerja. Akses anak muda, terutama perempuan, sebagai pekerja selalu lebih rendah daripada jumlah partisipasi angkatan kerja lelaki.

Data BPS menyatakan hampir separuh perempuan tidak bekerja. Oxfam menyerukan perlunya serapan angkatan kerja oleh perusahaan swasta untuk anak muda.

"Saat ini anak muda merupakan harapan bangsa di masa depan. Dengan memastikan bahwa anak muda diberikan peluang kerja, baik secara formal maupun informal, peluang untuk memiliki usaha yang lebih dinamis semakin tinggi," sebut Country Director Oxfam Indonesia, Maria Lauranti.
Baca juga: Pentingnya perencanaan keuangan bagi pekerja milenial

Ia mengatakan menjawab tantangan revolusi digital 4.0, jenis usaha yang muncul hari ini dan di masa depan akan memerlukan adaptasi penggunaan teknologi yang sangat tinggi.

"Sebagai generasi yang sangat cakap mengadopsi teknologi, anak muda merupakan potensi terbesar untuk menjawab kebutuhan dunia usaha," tambah dia.

Stereotip terhadap anak muda menurut banyak penelitian merugikan dan justru menutup peluang kerja bagi anak muda. Asumsi bahwa anak muda tidak memiliki kemampuan untuk menghadapi dunia kerja yang kompleks, menjadi salah satu sebab anak muda dianggap tidak kompetitif di pasar tenaga kerja.

Perayaan International Youth Day 2019 diselenggarakan di Makassar, Sulsel dengan mengangkat tema 'Tackling stereotype for young workers'.

Anak muda berkumpul untuk mendorong pemerintah dan perusahaan untuk membuka kesempatan yang lebih luas untuk anak muda dalam bekerja dan menghilangkan anggapan negative terhadap pekerja muda.
Baca juga: Ketua MPR apresiasi pernyataan Presiden terkait TKA

Acara dimeriahkan dengan rangkaian sesi diskusi panel dengan anak muda, pemerintah dan perusahaan. 30 komunitas anak muda dari Sulawesi Selatan turut memeriahkan acara ini.

Diskusi mengenai 'Pentingnya Life Skill Bagi Anak Muda' diisi pemateri Project Manager Empower Youth Work (EYW) Oxfam Halida Nufaisa, Cheif Eksekutif Officer CV Garuda Energi Nusantara, Demisioner Ketua Forum Anak Kabupaten Gowa Hasmita Nurzakiah, Kepala Balai Latihan Kerja Makassar Fitro Hanrahmawan dan Program Asosiasi SDGs center Unhas Fadhilah T Wulandari.

Sedangkan diskusi kedua tentang 'Mematahkan Stereotipe akan Pekerja Muda' dengan narasumber Chief of Community Development dan Parthership Du'Anyam Hanna Keraf, Head of Business Depelompent Sulawesi Are at Grab Andi Soehadi, Founder and Managing Direktur Tenoon Pratiwi Hamdhana, Direktur LBH Apik Makassar Rosmiti sain dan Kadispora Sulsel Sri Endang Sukarsih sekaligus membuka acara.
Baca juga: Menaker: jangan kaitkan isu pekerja asing dengan PHK

Pewarta: M Darwin Fatir
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2019