Kudus (ANTARA) - Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, memiliki destinasi wisata baru bernama Taman 10.000 Bunga Celocia, sebagai pelengkap destinasi wisata di daerah tersebut yang selama ini lebih dikenal dengan wisata religi karena terdapat makam Walisongo.

Peresmian taman bunga yang berlokasi di Desa Jati Kulon, Kecamatan Jati, Kudus, Minggu, dihadiri Pelaksana tugas Bupati Kudus Hartopo beserta jajarannya.

Kepala Desa Jati Kulon Sugeng mengungkapkan taman bunga celocia tidak hanya terbuka untuk masyarakat desa setempat, melainkan terbuka untuk umum.
Hanya saja, kata dia, khusus untuk warga Desa Jati Kulon tidak dipungut tarif masuk, sedangkan warga luar desa harus membayar Rp10.000.

Selain disuguhi taman bunga celocia, kata dia, pengunjung juga bisa mengunjungi gerai jualan hasil bumi masyarakat desa setempat.

Dalam rangka membuat tempat berjualan yang lebih representatif, dia berharap, mendapatkan dukungan anggaran dari Pemkab Kudus untuk membangun pasar desa yang nantinya dikhususkan untuk menampung semua hasil bumi masyarakat desa setempat untuk dijual di pasar tersebut.

Tujuan dibuatnya taman bunga, kata dia, dalam rangka mendorong masyarakat desanya agar lebih peduli terhadap lingkungan, sehingga akan meniru menanam bunga di lingkungan sekitar sehingga Desa Jati Kulon menjadi desa banyak bunga bukannya desa banyak sampah.

Plt Bupati Kudus Hartopo memberikan apresiasi atas ide kreatif kepala desa beserta jajarannya sehingga tercipta destinasi wisata baru yang bisa dinikmati berbagai masyarakat.

Terkait dukungan anggaran, kata Hartopo, Pemkab Kudus tentunya akan membantu, terlebih saat kunjungan juga ada beberapa pihak yang bisa memastikan kemampuan anggaran daerah untuk membantu Desa Jati Kulon membangun pasar desa.

Pengelola taman, Suparmin mengungkapkan bunga celocia tersebut ditanam mulai dari benih yang disemaikan, kemudian setelah besar ditanam di objek wisata tersebut.

Tanaman celocia hanya bertahan selama 4-5 bulan, sehingga pengelola menyiapkan bibit baru yang siap untuk menggantikan tanaman yang sudah layu.

"Perawatannya tidak terlalu sulit. Sepanjang kebutuhan airnya terpenuhi tanaman tersebut akan tumbuh dengan baik," ujarnya.

Dalam rangka mempercantik taman bunga tersebut, pemerintah desa berencana menambah sarana dan prasarana pendukung, seperti akses jalan di taman serta ketersediaan keran air otomatis untuk penyiraman bunga sehingga tidak perlu disiram secara manual karena membutuhkan waktu yang terlalu lama.

Baca juga: Taman Ngagel Surabaya bakal didominasi bunga warna kuning
Baca juga: Suka berswafoto, coba datang ke taman bunga Sitinggil Garden Boyolali
Baca juga: Kulon Progo kembangkan objek wisata Embung Krapyak di Banjaroya

Pewarta: Akhmad Nazaruddin
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2019