Pontianak (ANTARA) - Kota Pontianak, Kalimantan Barat, pada Agustus 2019 kembali mengalami deflasi sebesar 0,35 persen, setelah bulan sebelumnya juga deflasi sebesar 0,10 persen.

"Deflasi yang ada karena ada terjadi penurunan harga dari beberapa kelompok pengeluaran atau komoditas," ujar Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kalbar, Pitono di Pontianak, Senin.

Ia merinci bahwa deflasi yang ada karena terjadi penurunan indeks pada dua kelompok pengeluaran yaitu kelompok bahan makanan sebesar 1,26 persen dan kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 1,59 persen.

"Sedangkan untuk lima kelompok lainnya mengalami kenaikan indeks namun tidak memiliki andil yang besar sehingga masih terjadi deflasi pada Agustus 2019 ini," kata dia.

Dari sisi komoditas, kata Pitono, 10 besar komoditas yang mengalami penurunan yaitu tari angkutan udara, sawi hijau, daging ayam ras, kangkung, bayam, bawang merah, sotong, bawang putih, wortel dan tomat sayur.

"Sedangkan 10 komoditas yang naik yaitu cabai rawit, tarif rumah sakit, ikan kembung, obat dengan resep dokter, upah bukan tukang mandor, kacang panjang, uang kuliah, jeruk, emas perhiasan dan buncis," kata dia.

Dari perbandingan antarkota di Kalimantan, posisi Kota Pontianak berada di posisi ke lima dari 9 kota IHK di Kalimantan. Sedangkan dari 82 kota IHK, Kota Pontianak berada di peringkat ke -67.

Untuk tingkat inflasi tahun kalender Agustus 2019 sendiri sebesar 1,87 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun sebesar 2,88 persen.

Saat ini di pasar Kota Pontianak untuk harga komoditas yang rentan terhadap kenaikan harga seperti ayam sudah normal. Harga ayam di pasaran bahkan ada di bawah Rp20.000 per kilogram. Harga ayam dikatakan stabil dan normal sekitar Rp25.000 per kilogram.

Untuk harga telur ayam ras saat ini juga stabil yakni di kisaran Rp1.300 - Rp1.600 per butir. Harga telur tidak mengalami gejolak. Begitu juga untuk aneka sayuran masih stabil.
 

Pewarta: Dedi
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2019