Pangkalpinang (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) menyatakan satelit NOAA mendeteksi 138 titik panas dan diperkirakan akan terus meningkat hingga November 2019 atau puncak musim kemarau di daerah itu.

"Titik panas yang paling banyak terdapat di Kabupaten Bangka mencapai 50 titik," kata Kepala BPBD Kepulauan Babel, Mikron Antariksa di Pangkalpinang, Senin.

Ia menjelaskan sebanyak 138 titik panas tersebut tersebar di sejumlah kabupaten dengan rincian 50 titik panas di Bangka , 41 titik panas di , Bangka Barat dan 22 titik panas di Bangka Selatan.

Selanjutnya, titik panas di Kabupaten Bangka Tengah sebanyak 16 titik, Belitung 5 dan Belitung Timur 3 titi dan Kota Pangkalpinang terdeteksi satu titik panas.

"Dalam mengantisipasi kebakaran hutan dan lahan kita menggunakan NOAA, karena tingkat kepercayaan satelit mencapai 100 persen dibandingkan satelit Terra dan NPP (Lapan)," ujarnya.

Menurut dia, titik panas yang terdeteksi selama Agustus tahun ini mencapai 97 titik atau mengalami peningkatan yang signifikan dibandingkan Juli sebanyak 22 titik dan Juni 3 titik panas.

"Titik panas tahun ini diperkirakan lebih banyak dibandingkan tahun sebelumnya, karena tingkat kemarau yang lebih panjang dan kering," katanya.

Oleh karena itu, dia mengimbau masyarakat untuk tidak membakar lahan dan sampah secara sembarangan, karena api dengan sangat mudah meluas ditiup angin kencang.

"Saat ini semak belukar sudah banyak mengering dan sumber-sumber air seperti lubang bekas galing timah sudah mengering, sehingga penanganan kebakaran hutan lahan ini akan semakin sulit ditangani karena ketersediaan air semakin berkurang," katanya. 

Baca juga: BPBD Babel tangani 15 kali karhutla setiap hari
Baca juga: 12,55 hektare hutan di Babel terbakar

Pewarta: Aprionis
Editor: Masnun
Copyright © ANTARA 2019