Bangkok (ANTARA) - Institut Otomotif Thailand (Thailand Automotive Institute) mengatakan pada Senin bahwa mereka mengharapkan negara itu untuk memproduksi 2,5 juta kendaraan pada 2030, dan 200.000 kendaraan di antaranya adalah kendaraan listrik baterai (BEV).

Lembaga otomotif Thailand bertanggung jawab untuk mengembangkan kebijakan dan rencana induk untuk memfasilitasi pertumbuhan industri otomotif negara itu, yang terdiri dari perwakilan dari sektor pemerintah dan swasta, serta akademisi.

Pada sebuah seminar di Bangkok, penjabat presiden institut Adisak Rohitasune mengatakan Thailand sudah memproduksi sekitar dua juta kendaraan per tahun, kebanyakan dari mereka dijalankan dengan mesin berbahan bakar bensin.

"Pada 2030, negara itu akan menjadi basis produksi penting kendaraan modern di kawasan," kata Adisak. "Ini akan menghasilkan 2,5 juta kendaraan per tahun dan di antaranya 1,5 juta untuk pasar domestik."

Dia juga mengatakan bahwa dari kendaraan domestik, 15 persen atau 225.000 adalah BEV (kendaraan listrik) dan 60 persen menjadi kendaraan dengan mesin berbahan bakar bensin dan kendaraan otonom.

Kendaraan angkutan umum seperti bus, becak Tuk Tuk dan taksi sepeda motor akan menjadi kendaraan listrik, kata Adisak.

Ada sekitar 15 juta kendaraan di Thailand dan Kementerian Energi mengharapkan untuk melihat 1,2 juta BEV dan kendaraan listrik hibrid pada tahun 2036, katanya.

Adisak mengatakan bahwa pada tahun 2030 nilai produksi dan jasa-jasa mobil akan mencapai satu triliun dolar AS di dunia, dan Thailand menemukan cara untuk meningkatkan diri untuk menguangkan tren tersebut.

Lembaga Otomotif Thailand juga mengusulkan beberapa langkah termasuk restrukturisasi pajak kendaraan dan insentif untuk kendaraan yang bersih.

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2019