Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) diharapkan dapat menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Peringatan 30 Tahun Kemitraan ASEAN-Republik Korea yang akan diselenggarakan di Busan, Korea Selatan, pada 25-26 November 2019.

Acara tersebut akan menjadi acara diplomatik terbesar yang diselenggarakan pemerintah Korea Selatan tahun ini, sebagai tonggak Kebijakan Baru ke Arah Selatan (New Southern Policy).

“Kami belum mendapat konfirmasi resmi sampai saat ini, tetapi kami harap Presiden Jokowi bisa kembali berkunjung ke Korea untuk menghadiri acara tersebut,” kata Duta Besar Korea Selatan untuk Indonesia Kim Chang-beom dalam wawancara dengan sejumlah media di Jakarta, Senin.

KTT 30 Tahun Kemitraan ASEAN-Republik Korea dianggap penting oleh pemerintah Korea yang di bawah kepemimpinan Presiden Moon Jae-in, memberlakukan Kebijakan Baru ke Arah Selatan.

Kebijakan yang diumumkan pemerintah Korea tahun lalu ini bertujuan mengurangi ketergantungan negara tersebut kepada Amerika Serikat, China, Jepang, dan Rusia, yang selama ini menjadi fokus kebijakan luar negeri Korea.

Sebaliknya, pemerintah Korea di bawah administrasi Presiden Moon Jae-in, ingin memperluas hubungan dengan negara-negara Asia Tenggara serta India.

“Di saat negara-negara ASEAN saling mendekat untuk mewujudkan visinya sebagai satu komunitas, Korea juga ingin semakin dekat dengan ASEAN,” kata Dubes Kim.

Minat Korea kepada ASEAN dibuktikan oleh status negara tersebut sebagai mitra dagang dan investasi terkemuka, sekaligus kekuatan regional yang cukup penting di kawasan.

Di Indonesia, misalnya, Korea Selatan menempati posisi keenam sebagai investor terbesar dengan total investasi mencapai 7 miliar dolar AS, yang direalisasikan melalui 11.261 proyeknya di Tanah Air selama lima tahun terakhir.

Kerja sama yang dikembangkan di bawah Kebijakan Baru ke Arah Selatan juga mulai menunjukkan hasil nyata dengan jumlah kunjungan wisatawan antarnegara ASEAN dan Korea Selatan yang telah melampaui 10 juta wisatawan tahun lalu, dan perdagangan bilateral yang mencatat rekor 160 miliar dolar AS.

“Mudah-mudahan ketika proses integrasi ekonomi diselesaikan dengan baik di dalam ASEAN, kita dapat memanfaatkan sepenuhnya segala potensi yang dimiliki kawasan ini,” tutur Dubes Kim.

Kemitraan ASEAN-Korea Selatan juga disebutnya memiliki potensi besar untuk berkembang, mengingat ASEAN dan Korea Selatan berbagi kesamaan nilai, diantaranya ekonomi berbasis pasar, demokrasi, supremasi hukum, serta kesejahteraan ekonomi.

Kebijakan Presiden Moon yang menekankan pada perluasan hubungan dan jaringan dengan kawasan Asia Tenggara juga ditunjukkan dengan kunjungannya ke 10 negara anggota ASEAN dalam dua tahun terakhir.

Minggu ini, Presiden Moon akan menyelesaikan misi tur ke seluruh negara ASEAN dengan agenda kunjungan ke Thailand, Myanmar, dan Laos.

“Kebijakan ini sangat penting dan signifikan, semacam pendekatan yang ditargetkan oleh pemerintah Korea untuk bekerjasama dengan ASEAN demi kesejahteraan bersama,” tutur Dubes Kim.

Baca juga: Dubes Korsel start tur budaya "TeKo Nang Jawa"

Baca juga: Indonesia manfaatkan perdagangan bebas Korsel majukan industri alkes


Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Fardah Assegaf
Copyright © ANTARA 2019