Rejang Lebong (ANTARA) - Petugas Pusat Kesehatan Hewan Curup, Kabupaten Rejang Lebong, Bengkulu, menghentikan sementara kegiatan vaksinasi Hewan Penular Rabies (HPR) secara massal daerah itu.

Kepala UPTD Puskeswan Curup drh Firi Asdianto di Rejang Lebong, Selasa, mengatakan penghentian sementara kegiatan vaksinasi HPR dalam 15 kecamatan di wilayah itu akibat terkendala stok vaksin yang mereka miliki.

"Seharusnya pada bulan September ini jumlah HPR yang sudah di vaksin mencapai 10.000 ekor, tetapi sekarang baru 3.100 ekor atau sesuai dengan jumlah stok yang kita terima dari pemerintah pusat," ujar dia.

Akibat ketiadaan stok vaksin ini pihaknya kata dia, saat ini hanya melayani vaksin yang sifatnya mendesak atau darurat seperti adanya kasus gigitan HPR sehingga mengharuskan adanya vaksinasi di wilayah tertentu, dengan jumlah stok yang ada antara 100-200 dosis.

Baca juga: Puskeswan Curup laksanakan program vaksinasi hewan penular rabies

Penyiapan vaksin untuk kondisi darurat ini sangat penting salah satu contohnya ialah pada akhir Agustus lalu terjadi kasus gigitan HPR yang dinyatakan susfect rabies di Desa Kampung Melayu, Kecamatan Bermani Ulu, dengan jumlah korban gigitan sebanyak tiga orang.

Pusat Kesehatan Hewan Curup yang tidak ingin terjadi penyebaran rabies kemudian melakukan vaksinasi massal dalam dua desa yakni Desa Kampung Melayu dan Desa Sentral Baru yang posisinya berbatasan langsung. Selain itu tiga warga yang menjadi korban gigitan juga mendapatkan Vaksin Anti Rabies (VAR) oleh petugas Dinas Kesehatan Rejang Lebong.

Sementara itu, kegiatan vaksinasi massal HPR baik jenis anjing, kucing maupun kera ini dihentikan sementara sambil menunggu datangnya kiriman vaksin pengadaan dari Pemprov Bengkulu dan Pemkab Rejang Lebong.

"Kalau untuk pengadaan dari APBN nampaknya tidak ada tambahan lagi hanya 3.100 dosis yang mereka kirimkan pada Mei lalu dan saat ini sudah habis dipakai, kami masih menunggu pengadaan Pemprov Bengkulu berkisar 7.000-an dosis dan pengadaan Pemkab Rejang Lebong sebanyak 2.200 dosis," urainya.

Pengadaan vaksin HPR di wilayah itu kata Firi Asdianto seyogyanya mencapai 70 persen atau berkisar 21.000 dosis dari populasi HPR yang ada di Rejang Lebong yang berkisar 30.000 ekor, namun pengadaannya baik dari APBN, provinsi dan kabupaten setiap tahunnya baru berkisar 17.000-an dosis saja.

Baca juga: Akibat gigitan anjing rabies, satu anak di Manggarai-NTT meninggal
Baca juga: Vaksinasi rabies diberikan pada 1.000 ekor hewan peliharaan di Kapuas

Pewarta: Nur Muhamad
Editor: Arief Mujayatno
Copyright © ANTARA 2019