Yogyakarta (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Yogyakarta menargetkan seluruh kampung tangguh bencana yang sudah terbentuk selalu memiliki kecakapan yang setara dalam melakukan antisipasi, penanggulangan dan penanganan bencana.

“Kalau bisa, seluruh kampung tangguh bencana (KTB) yang sudah terbentuk memiliki kecakapan yang sama. Tidak ada yang lebih unggul dibanding yang lain, semua merata meski kemampuan belum sempurna,” kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Yogyakarta Hari Wahyudi di Yogyakarta, Selasa.

Hingga saat ini di Kota Yogyakarta terdapat 109 kampung tangguh bencana dan diharapkan jumlahnya bertambah menjadi 115 kampung tangguh bencana hingga akhir 2019.

Menurut dia, salah satu upaya yang dilakukan agar seluruh kampung tangguh bencana memiliki kecakapan dan kemampuan yang sama adalah dengan melakukan evaluasi terhadap sejumlah KTB yang sudah terbentuk.

Pada tahun ini, kegiatan evaluasi dilakukan terhadap 10 kampung tangguh bencana yang sebagian besar berada di bantaran sungai dan terbentuk pada 2014 di antaranya, Kampung Iromejan, Ratmakan, Prawirodirjan, Keparakan Lor, Warungboto, Gambiran, Rejowinangun, dan Darakan Timur.

“Proses evaluasi sudah selesai dilakukan. Warga yang berada di 10 kampung tangguh bencana juga cukup antusias. Rata-rata, mereka masih mengingat materi mitigasi hingga penanganan bencana yang kami berikan di awal pembentukan kampung tangguh bencana,” katanya.

Meskipun demikian, lanjut Hari, ada beberapa peralatan yang sulit dioperasionalkan karena lama tidak digunakan. “Karena tidak ada bencana apapun sehingga peralatan tidak digunakan dan hanya disimpan. Karena lama tidak dipakai, alat tersebut justru sulit dioperasionalkan,” katanya.

Hari menambahkan, pada awal pembentukan biasanya kampung tangguh bencana tidak langsung memperoleh bantuan peralatan. Peralatan baru diberikan beberapa waktu kemudian dengan status pinjam pakai. “Karena berstatus pinjam pakai, maka banyak pengurus KTB yang merasa khawatir memakai peralatan. Takut rusak,” katanya.

Padahal, kata Hari, BPBD Kota Yogyakarta sudah mengizinkan pengurus kampung tangguh bencana untuk memanfaatkan peralatan tersebut untuk keperluan lain, misalnya pompa air untuk membantu menyiram lapangan saat ada kegiatan di tempat terbuka.

Selain melalukan evaluasi, BPBD Kota Yogyakarta juga memberikan materi baru untuk antisipasi dan penanggulangan bencana yang belum diperoleh KTB sebelumnya. Kegiatan evaluasi akan dilakukan secara rutin dan menyasar kampung tangguh bencana lain.

Baca juga: BPBD Yogyakarta akan evaluasi 10 kampung tangguh bencana
Baca juga: KTB picu ketangguhan masyarakat terhadap bencana
 

Pewarta: Eka Arifa Rusqiyati
Editor: Masnun
Copyright © ANTARA 2019