Kita tidak mau berpolemik, tapi delapan direksi ini sudah berpegangan kepada anggaran dasar yang sudah mengatur. Dengan kondisi yang ada, organisasi ini tetap berjalan dan saya jadi Pelaksana Harian Dirut
Jakarta (ANTARA) - Pelaksana Harian (Plh) Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara Persero Tbk Oni Febriarto Raharjo mengatakan kondisi manajemen dan soliditas sumber daya manusia di tubuh perseroan berjalan normal, meskipun sempat terjadi kekosongan sementara posisi direktur utama pasca-pengunduran diri Surprajarto pada Kamis (29/8).

Oni di Jakarta, Selasa, mengatakan, tidak lama setelah pengunduran diri Suprajarto, perseroan langsung menggelar rapat direksi pada Jumat (30/8) untuk menentukan direktur yang menjalankan tugas sebagai direktur utama agar bisnis dan operasional perseroan terus berjalan.

"Kita tidak mau berpolemik, tapi delapan direksi ini sudah berpegangan kepada anggaran dasar yang sudah mengatur. Dengan kondisi yang ada, organisasi ini tetap berjalan dan saya jadi Pelaksana Harian Dirut," ujar Oni.

Oni mengklaim tidak mungkin BTN sebagai bank beraset terbesar kelima di Indonesia, dengan spesialis pasar kredit properti, tidak menjalankan kegiatan bisnis dan operasional sebagaimana mestinya.

"Kita harus menjaga iklim yang kondusif. Kita tidak terpengaruh apapun, kita organisasi besar, dan kita tetap berjalan. Bank ini nanti akan lebih berkembang," ujar dia.

Oni mengatakan posisi direktur utama definitif akan ditetapkan pada Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB). Agenda RUPSLB itu belum ditentukan oleh pemegang saham.

Hingga semester I 2019, kinerja BTN ditandai dengan pertumbuhan aset 16,5 persen menjadi Rp312,5 triliun. Kemudian, intermediasi emiten bersandi BBTN itu mencatatkan pertumbuhan kredit dan pembiayaan sebesar 18,7 persen menjadi Rp251,0 triliun, yang disokong pertumbuhan Dana Pihak Ketiga menjadi Rp219,8 Triliun atau naik 15,89 persen.

Pada RUPSLB Kamis (29/8), BTN mengalami pergantian pucuk pimpinan. Pemegang saham mengganti Maryono dengan mantan direktur utama PT Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk (BRI) Suprajarto.

Namun, tidak lama berselang setelah RUPSLB tersebut digelar, Suprajarto mengadakan konfrensi pers. Suprajarto dengan tegas menolak hasil RUPSLB tersebut dan memilih mengundurkan diri dari BUMN.

Dia mengaku baru mengetahui keputusan RUPSLB yang mengangkat dirinya menjadi Dirut BTN setelah membaca berita di media massa.

"Saya tidak pernah diajak bicara mengenai penetapan ini sebelumnya, apalagi diajak musyawarah," katanya.

Mantan wakil direktur utama PT Bank Negara Indonesia Persero Tbk (BNI) ini mengaku tidak dapat menerima keputusan RUPLSB tersebut.

"Saya memutuskan untuk mengundurkan diri dari hasil keputusan RUPSLB BTN." katanya. 

Baca juga: Kementerian BUMN: Penunjukan Suprajarto bukan keputusan Rini sendiri

Baca juga: BTN tetapkan Oni Febriarto jalankan tugas Dirut baru

Baca juga: Kementerian BUMN: Rotasi direksi BUMN hal biasa

 

Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2019