Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Suhardi Alius mengatakan bahwa di tengah majunya perkembangan teknologi informasi yang pesat, para ibu Bhayangkari memiliki peran besar untuk dapat mendidik, menjaga, dan melindungi keluarganya terutama putra-putrinya agar tidak mudah terpengaruh radikalisme, terutama yang disebarkan melalui dunia maya.

"Radikalisme ini masalah ideologi tidak hanya kepada orang biasa saja, semuanya bisa terpapar kalau kita tidak siap untuk menghadapi itu. Perempuan dan anak-anak sekarang juga sudah disentuh. Oleh sebab itu kewaspadaan harus ditingkatkan oleh Ibu-ibu Bhayangkari ini yang punya peran besar untuk bisa menjaga dan melindungi anak-anaknya agar tidak mudah terpengaruh paham tersebut," ujar Komjen Suhardi Alius melalui siaran pers di Jakarta, Kamis.

Baca juga: Kominfo-BNPT sepakati kerja sama berantas terorisme

Dalam kegiatan Hari Kesatuan Gerak Ke-67 Bhayangkari yang dihadiri para anggota Bhayangkari, Polwan, PNS, Keluarga Besar Putra-Putri Polri (KBP3), dan siswa-siswi beserta guru sekolah di lingkungan Kemala Bhayangkari, Kepala BNPT juga memaparkan mengenai pola yang dilakukan para kelompok-kelompok radikal terorisme selama ini merekrut para anggotanya, termasuk melalui lingkungan pendidikan.

"Radikalisme ini sudah ada di sekeliling kita, mereka juga sudah masuk ke lingkungan pendidikan. Tidak hanya perguruan tinggi saja yang mereka incar. PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) juga mereka incar. Untuk itu sekarang ini kami beri tahu cara mengidentifikasinya dan bagaimana cara kita untuk membantu mereduksi dan bahkan bisa menghilangkannya," ujar Suhardi Alius.

Baca juga: Kepala BNPT beri pembekalan bahaya radikalisme pada Kementerian PUPR

Untuk itu dengan adanya pembekalan ini, mantan Wakapolda Metro Jaya itu berharap kepada para perwakilan baik dari Bhayangkari, Polwan, PNS, KBP3, dan anak sekolah beserta guru bisa melihat bahaya paham radikal terrorisme itu dan bisa mensosialisasikan apa yang telah disampaikannya kepada seluruh keluarga besar Bhayangkari Polri.

“Kewaspadaan harus terus ditingkatkan, dan apa yang telah saya sampaikan tadi bisa disampaikan kepada seluruh Bhayangkari dan seluruh keluarga besarnya. Semua ini demi untuk menjaga anak-anak kita atau keluarga besar kita agar tidak terpapar oleh paham-paham yang intoleran dan sebagainya," kata mantan Kabareskrim Polri ini.

Sementara itu dalam kesempatan tersebut Winny Budi Maryoto, selaku Ketua Panitia Penyelenggara "talk show" mengenai Bahaya Radikalisme tersebut mengungkapkan bahwa Bhayangkari Polri sebagai organisasi persatuan dari istri para anggota Polri akan terus memperkuat daya tangkal para anggotanya dari upaya penyebaran bahaya radikal terorisme.

“Peran keluarga sangat penting dalam mengatasi atau menyelesaikan permasalahan radikalisme ini. Anak-anak sebagai generasi penerus bangsa, tapi kita adalah orang tua. Ibu serta bapaknya adalah yang paling berperan besar dalam melindungi anaknya dari bahaya radikal terorisme," ujar Winny Budi Maryoto.

Winny berterima kasih bahwa Kepala BNPT telah menjelaskan secara detail mengenai pola-pola terselubung yang dilakukan kelompok radikal terorisme dalam merekrut anggotanya terutama kepada anak-anak dan juga menjelaskan upaya mencegah itu semua agar tidak semakin menyebar ke lingkungan keluarga besar Bhayangkari.

“Apa yang telah disampaikan Kepala BNPT tentu bisa diaplikasikan. Kami sebagai istri anggota Polri akan mendukung apapun kebijakan dari Polri terutama hal-hal yang menyangkut mengenai radikal terorisme seperti itu. Kami merupakan ganda terdepan juga untuk memerangi gerakan radikal tersebut melalui kegiatan ceramah-ceramah seperti ini," ujar wanita bernama lengkap Erwinia Charita ini.

Acara "talk show" mengenai Bahaya Radikalisme ini dihadiri oleh Tri Tito Karnavian, Putri Ari Dono, Winny Agung Budi Maryoto, dan Nera Eko Indra Heri.

Narasumber lain yang turut hadir dalam "talk show" tersebut yakni Yenny Wahid selaku Direktur Wahid Foundation dan Arie Luthfi Lubihanto selaku psikolog.

Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2019