Jakarta (ANTARA) - Nama Serena Williams dan Rafael Nadal tampaknya sudah tidak asing lagi karena prestasinya yang masing-masing memiliki 23 dan 18 gelar Grand Slam, namun kali ini ada petarung baru yang pertama kalinya akan duel di semifinal US Open 2019 yang akan dilangsungkan di New York, Kamis (Jumat WIB).

Nama pertama adalah Elina Svitolina, petenis asal Ukraina yang saat ini dapat dikatakan memiliki karir tenis yang cukup gemilang.

Petenis unggulan kelima itu akan menghadapi petenis asal Amerika Serikat Serena Williams pada semifinal. Mereka sempat bertarung pada lima pertandingan sebelumnya.

Pada lima pertemuan mereka, Elina pernah mengalahkan Serena satu kali pada babak 16 besar Olimpiade Rio 2016. Serena kalah dalam dua set langsung dalam turnamen tersebut.

Hal tersebut membuat Svitolina memiliki rasa percaya diri untuk bisa menumbangkan petenis nomor 8 dunia itu di semifinal nanti.

Baca juga: Serena siap hadapi tantangan Svitolina di semifinal

Karir tenisnya pun saat ini bisa dibilang cukup bersinar, terbukti dari penampilannya di Wimbledon 2019 ia bisa melangkah hingga semifinal. Sedangkan di Autralia Open 2018 dan 2019 ia maju hingga perempat final.

"Dia (Svitolina) adalah petarung yang hebat. Dia banyk mengembalikan bola. Dia tidak melakukan banyak kesalahan dan dia adlah salah satu dari petenis yang bermain dengan sangat baik. Jadi saya harus mempersiapkan dengan baik juga," kata Serena saat memberikan komentar tentang lawannya itu, seperti dikutip dari laman resmi US Open.

Sebelum menghadapi Serena, Svitolina telah membuyarkan mimpi para penantangnya dari Amerika Serikat yakni Madison Keys, Venus Williams, dan Whitney Osuigwe sebelum meraih kemenangan 6-4, 6-4 atas Johanna Konta.
 
Elina Svitolina dari Ukraina merayakan kemenangan atas Madison Keys dari Amerika Serikat pada pertandingan putaran keempat tunggal putri US Open 2019 di USTA Billie Jean King National Tennis Center, New York, Minggu (1/9/2019). (Don Emmert / AFP)


Nama lain adalah Bianca Andreescu asal Kanada. Petenis unggulan ke-15 itu menjadi pemain remaja pertama setelah Caroline Wozniacki pada 2009 atau satu dekade silam, yang maju ke semifinal US Open setelah menumbangkan petenis unggulan ke-25 asal Belgia Elis Mertens.

Baca juga: Bianca Andreescu remaja pertama pada semifinal US Open sejak 2009

Sebelumnya, petenis berusia 19 tahun itu pernah mengikuti ajang Grand Slam lain seperti Australia Open (2019), Wimbledon (2017), dan French Open (2019).

Namun ia harus terhenti di ronde pertama dan kedua. Maka semifinal nanti akan menjadi catatan impresif baginya sepanjang karirnya mengikuti turnamen Grand Slam.

Apabila Andreescu mengalahkan Bencic pada semifinal nanti, ia bisa menjadi remaja pertama yang memenangi gelar Grand Slam sejak Maria Sharapova pada US Open 2016. Ia juga mungkin saja menjadi juara US Open termuda sejak petenis Rusia Svetlana Kuznetsove pada 2004.

Kemudian, petenis Swiss Belinda Bencic juga merupakan wajah baru yang hadir pada semifinal AS Terbuka. Ia secara mengejutkan mampu menyingkiran juara bertahan Naomi Osaka pada 16 besar. Bencic sebelumnya pernah mencapai perempat final US Open untuk pertama kalinya pada usianya 17 tahun.

Baca juga: Bencic maju ke semifinal pertamanya pada US Open

Sebelumnya ia telah mengikuti Australia Open dan French Open di tahun ini namun hanya mampu bertahan hingga 32 besar.

"Itu seakan mimpi indah bagi saya. Ketika saya bermain buruk, saya ingin kembali untuk merasakan perasaan ini. Saya ingin mendapatkan kemenangan besar dan merasakan ini. Saya kira itu menjadi motivasi bagi saya untuk terus maju," kata Bencic.
Belinda Bencic dari Swiss merayakan kemenangan setelah mengalahkan Donna Vekic dari Kroasia pada perempat final tunggal putri US Open 2019 di USTA Billie Jean King National Tennis Center, New York, Rabu (4/9/2019). (Mike Stobe / GETTY IMAGES NORTH AMERICA / AF)


Pria baru

Selain di nomor tunggal putri, semifinal tunggal putra US Open tahun ini juga tampaknya didominasi oleh petenis yang baru pertama kali maju hingga semifinal turnamen US Open.

Matteo Berrettini menjadi putra Italia pertama yang mencapai semifinal US Open dalam 42 tahun terakhir. Ia untuk pertama kalinya akan duel dengan pemain yang difavoritkan untuk menjadi juara Rafael Nadal.

Baca juga: Berrettini singkirkan Monfils untuk capai semifinal US Open

Berdasarkan catatan sejarah, petenis berusia 23 tahun Berrettini berada jauh di bawah Nadal. Ia merupakan petenis peringkat ke-25, sedangkan Nadal di posisi ke-2 dunia.

Pada penampilannya di turnamen Grand Slam pun, Berrettini masih belum dapat mencatatkan sejarah terbaiknya. Di Wimbledon 2019, ia harus puas hingga 16 besar, sedangkan di Roland Garros ia tersingkir di ronder pertama.
Petenis Italia berusia 23 tahun Matteo Berrettini saat bertanding melawan petenis dari Prancis Gael Monfils pada perempat final US Open 2019 di New York, AS, Rabu (4/9/2019). Berrettini menang melalui lima set dengan skor 3-6, 6-3, 6-2, 3-6, 7-6 (5) dan melangkah ke semifinal. ANTARA FOTO/REUTERS-Panoramic/Chryslene Caillaud/foc.


Namun segala kemungkinan bisa saja terjadi di semifinal nanti, berkaca dari pengalaman Djokovic dan Federer yang harus tumbang lebih dulu.

Semifinalis lain yaitu petenis Rusia Daniil Medvedev yang akan dipertemukan dengan petenis nonunggulan asal Bulgaria Giorgi Dimitrov.

Baca juga: Medvedev maju ke semifinal untuk pertama kalinya

Pada awal kemunculannya, Dimitrov sempat mendapat julukan ”Baby Federer” karena gaya mainnya mirip dengan peraih 20 gelar Grand Slam itu. Dia mencapai semifinal Wimbledon 2014 dan Australia Open 2017 serta menempati peringkat ketiga dunia pada November 2017.

Namun, kemudian petenis berusia 28 tahun itu terlempar jauh dari posisi 10 besar dunia ke peringkat 78 yang merupakan peringkat terendahnya.

Sementara bagi Medvedev ini akan menjadi semifinal pertamanya dalam turnamen Grand Slam sekaligus semifinalis tunggal putra termuda pada ajang US Open setelah Djokovic pada 2010 silam.

Dengan demikian, tersingkirnya para juara yang diunggulkan pada US Open tahun ini menjadi ajang yang memungkinkan munculnya juara baru yang berbeda dalam turnamen Grand Slam sekaligus yang pertama dalam era AS Terbuka.

 

Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2019