Pemerintah kita harus berani mengambil kebijakan untuk menginstruksikan pemakaian produk mobil Esemka digunakan di instansi
Jakarta (ANTARA) - Ekonom Hisar Sirait mendorong pemerintah berani menginstruksikan pemakaian produk mobil Esemka digunakan di instansi atau level pemerintahan tertentu dalam rangka mendukung pengembangan dan penguatan industri mobil Indonesia.

"Pemerintah kita harus berani mengambil kebijakan untuk menginstruksikan pemakaian produk mobil Esemka digunakan di instansi-instansi atau level pemerintahan tertentu, seperti mobil dinas, mobil petugas kebersihan, angkutan distribusi logistik atau mobil konstruksi proyek di tingkat desa hingga Kabupaten/Kota," kata ekonom yang juga menjabat sebagai Rektor Institut Bisnis dan Informatika Kwik Kian Gie tersebut saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Jumat.

Dia menjelaskan bahwa semua mobil operasional untuk institusi-institusi pemerintah di tingkat tertentu wajib menggunakan mobil Esemka, kalau pemerintah mau mati-matian mendukung industri mobil Indonesia.

Baca juga: Fadli Zon sarankan Jokowi ganti mobil kepresidenan dengan Esemka

Kegagalan proyek mobil nasional dulu pada era Orde Baru (Orba) adalah proyek tersebut hanya sekedar judulnya saja yang nasional tapi kepentingannya bukan nasional. Yang namanya mobil nasional berarti kebijakan dan kepentingan nasional yang harus mengikutsertakan seluruh potensi nasional.

Sebaliknya pemerintah China dulu di mana pemimpin-pemimpin mereka menggunakan hasil produk mobil China yang pertama sebagai moda transportasi mereka. Padahal dulu proyek mobil nasional yang pertama maunya seperti ini.

Instruksi penggunaan mobil Esemka di institusi-institusi pemerintahan baik sebagai mobil operasional maupun dinas sangat dibutuhkan untuk mengatasi kesulitan yang dihadapi oleh industri mobil Indonesia menguasai pasarnya sendiri karena brand-brand mobil pesaingnya sudah dalam posisi sangat kuat sejak lama.

Menurut Hisar Sirait, hal lainnya yang perlu diperhatikan pula adalah infrastruktur yang mendukung industri otomotif itu, infrastruktur paling utama adalah infrastruktur terkait dengan teknologinya.

"Dulu kita hanya bicara bahwa teknologi mobil nasional pertama menggunakan teknologi dari Korea Selatan, kita adopsi teknologinya. Sampai sebatas ini masih dianggap wajar karena China pun dulu saat mengembangkan industri otomotifnya melakukan hal yang sama," ujarnya.

Tidak hanya itu komitmen peta jalan yang harus jelas, anggaplah dalam lima tahun mendatang Esemka sudah bisa bersaing merek mobil tertentu atau sudah memiliki teknologi seperti yang diharapkan. Ini yang namanya peta jalan.

Pemerintah China dulu dengan berani menyatakan sudah langsung mengakuisisi teknologi otomotif Jerman, ini tentunya sangat jelas tapi sayang Indonesia dulu tidak melakukan hal itu dalam proyek mobil nasional pertamanya.

"Pemerintah Indonesia yang sekarang harusnya bisa buka-bukaan mengenai teknologi yang digunakan dalam Esemka, kita jangan malu untuk menyatakan bahwa kita mengadopsi dan belajar teknologi otomotif dari China karena teknologi China saat ini sama bagusnya dengan teknologi otomotif dari negara lainnya. Jangan sampai masyarakat nanti kecewa dengan Esemka dengan sikap ketertutupan pemerintah dalam hal ini," kata ekonom tersebut.

Sebelumnya Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyampaikan sebagai produsen otomotif, PT Solo Manufaktur Kreasi memiliki Tanda Pendaftaran Tipe (TPT) yang telah diterbitkan oleh Kementerian Perindustrian untuk enam jenis kendaraan roda empat yakni empat di antaranya merupakan kendaraan komersial tipe pick up single cabin yang diberi nama BIMA - ESEMKA, lalu satu tipe penumpang double cabin yang diberi nama DIGDAYA - ESEMKA dan satu tipe lagi kendaraan penumpang minivan dengan nama BORNEO – ESEMKA.

Baca juga: Esemka diluncurkan, Ganjar siap pakai untuk mobil dinas
Baca juga: Ekonom minta Esemka tak ulangi kesalahan proyek mobil era Orba

Pewarta: Aji Cakti
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2019