Hal ini kita lakukan bersama sebagai upaya untuk menyelamatkan bumi kita tercinta. Oleh karena itu, saya ingin mengajak semua yang ada di sini untuk bersama-sama mengatakan Say NO to Plastic and Save the Earth'
Bogor (ANTARA) - Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto mengajak 755 mahasiswa baru Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya (FISIB) Universitas Pakuan untuk peduli pada permasalahan sampah yang volumenya sedang diupayakan untuk dikurangi oleh Pemerintah Kota Bogor. 

"Kami berusaha keras mengurangi sampah mulai dari rumah tangga, dari hulunya. Sampah dipilah dan dipilih, mana yang organik dan mana yang nonorganik," kata Bima saat membuka Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) di Kampus Universitas Pakuan, Bogor, Jumat.

Baca juga: Wali Kota Cirebon akan buat Perda pembatasan kantong plastik

Menurut dia, ikhtiar mengurangi jumlah sampah di Kota Bogor itu mulai dilakukannya dengan membuat bank sampah dan Tempat Pengolahan Sampah - Reduce Reuse Recycle (TPS3R) pada 2014.

Bima menyebutkan dua program tersebut mampu mengurangi volume sampah Kota Bogor sebesar 50 sampai 100 ton per hari. Sedangkan sampah di daerah dikenal sebagai “kota hujan” tersebut sebelumnya mencapai hingga 700 ton  per hari.

Pada akhir 2018, Pemerintah Kota Bogor meresmikan program Bogor Tanpa Kantong Plastik (Botak). Kebijakan mengenai larangan penyediaan kantong plastik bagi ritel ini, menurut Bima, mampu mengurangi volume sampah hingga 1,6 ton per hari.

Baca juga: Aktivis: Produsen kantong plastik ramah lingkungan masih minim

"Jadi, ke depan akan ditambah lagi kebijakannya. Kalau sekarang masih sebatas di minimarket, tahun depan Insya Allah di pasar tradisional juga akan dilarang. Sekarang sosialisasi dulu. Karena yang jualan masih banyak yang bergantung dengan plastik,” katanya.

Semantara itu, Dekan FISIB Universitas Pakuan, Dr. Agnes Setyowati H, M.Hum. menyambut baik ajakan Wali Kota Bogor terkait mengurangi volume sampah.

Menurut dia, FISIB juga memiliki kepedulian yang tinggi terhadap lingkungan, selain peduli terhadap kelestarian budaya nusantara.

"Seperti yang kita ketahui bersama bahwa salah satu permasalahan lingkungan yang ada di Indonesia saat ini adalah plastik. Plastik telah membawa dampak negatif bagi lingkungan kita, seperti banjir, pemicu pemanasan global, dan permasalahan lingkungan yang lainnya," ujar wanita yang juga merupakan pengamat sosial dan budaya itu.

Baca juga: Pemakaian plastik di Kabupaten Bogor capai 11,6 juta lembar/hari

Pada kesempatan tersebut ia juga membagikan botol minum untuk para mahasiswa baru, dengan harapan itu dapat meminimalisir sampah botol plastik sekali pakai di lingkungan kampus.

"Hal ini kita lakukan bersama sebagai upaya untuk menyelamatkan bumi kita tercinta. Oleh karena itu, saya ingin mengajak semua yang ada di sini untuk bersama-sama mengatakan Say NO to Plastic and Save the Earth'," kata Agnes.

Sementara itu, Rektor Universitas Pakuan Prof Bibin Rubini menyatakan dukungannya terhadap lingkungan dengan menciptakan kampus sebagai kawasan tanpa rokok sesuai dengan perda kawasan tanpa rokok (KTR) Kota Bogor.

“Dosen dan mahasiswa harus menjadi teladan masyarakat dalam kepedulian terhadap kesehatan diri sendiri, orang lain, dan juga lingkungan," ujar dia.

Baca juga: Cukai kantong plastik geliatkan produk ramah lingkungan

 

Pewarta: M Fikri Setiawan
Editor: Virna P Setyorini
Copyright © ANTARA 2019