Sampit (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah terus membagikan ribuan masker kepada masyarakat, khususnya kalangan pelajar agar terhindar dari penyakit infeksi saluran pernapasan akut atau ISPA akibat asap kebakaran lahan.

"Prioritas pembagian masker ini untuk pelajar karena mereka yang sangat rentan terkena penyakit akibat kabut asap kebakaran lahan. Makanya kami turun ke sekokah-sekolah membagikan masker," kata Pelaksana Tugas Camat Baamang Rody Kamislam di Sampit, Sabtu.

Hingga Sabtu siang asap kebakaran lahan masih menyaput kota Sampit. Meski tidak separah hari sebelumnya, namun asap bercampur debu kebakaran lahan tersebut sangat rawan memicu penyakit.
Baca juga: Legislator Kotim: Perlu penyesuaian jam sekolah selama kabut asap

Berdasarkan data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, kualitas udara kota Sampit pada pukul 11.10 WIB masuk dalam kategori Sangat Tidak Sehat, yakni dengan kadar polusi udara 265.79 mikrogram.

Pembagian masker gratis oleh Dinas Kesehatan, pemerintah kecamatan, Karang Taruna dan lainnya tersebut diharapkan bisa mengurangi potensi pelajar terserang ISPA. Apalagi asap biasanya cukup pekat pada pagi hari saat anak-anak sedang berada di sekolah.

Rody bahkan turun langsung membantu membagikan masker kepada murid SDN 3 Baamang Hilir dan SDN 7 Baamang Hilir yang lokasinya dekat kantor Kecamatan Baamang.

Untuk Kecamatan Baamang, Rody mengarahkan seluruh lurah dan kepala desa membagikan masker ke semua sekolah. Seluruh pelajar harus diberikan masker sehingga mereka tidak terhirup asap.
Baca juga: Pemkab Kotawaringin Timur tambah anggaran penanggulangan karhutla

"Saat ini ada 6.000 masker yang kami bagikan. Saya rasa itu cukup, tapi kalau masih dibutuhkan, kami segera berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan untuk meminta tambahan masker," kata Rody.

Pembagian masker ini disambut gembira murid dan guru. Masker tersebut sangat bermanfaat mencegah murid dari penyakit ISPA yang sangat mengancam.

"Pelajar sangat rawan terserang ISPA akibat asap kebakaran lahan. Kami sudah memerintahkan anak-anak untuk selalu memakai masker tersebut, khususnya saat di luar ruangan kelas," kata Kepala SDN 3 Baamang Hilir Syahruni.

Menyikapi asap pekat beberapa hari terakhir, sekolah belum diliburkan namun jam masuk sekolah diundur 30 menit. Pihak sekolah juga meniadakan kegiatan di luar ruangan seperti upacara bendera dan praktik olahraga dengan harapan menghindarkan siswa dari penyakit akibat asap.

Orangtua murid juga diimbau menjaga anak mereka agar tidak terserang penyakit akibat asap. Selain membekali anak dengan masker, orangtua diminta membatasi anak beraktivitas di luar ruangan saat asap sedang pekat.
Baca juga: Sudah empat warga Kotawaringin Timur jadi tersangka pembakar lahan

Pewarta: Kasriadi/Norjani
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2019