Sebaiknya diubah perencanaan 'marketing' pariwisatanya, menjadi lebih berbasis masyarakat
Jakarta (ANTARA) - Pengamat perikanan Abdul Halim menyatakan bahwa penyelenggaraan Sail Nias 2019 seharusnya tidak hanya sekadar menjadi ajang promosi pariwisata, tetapi perlu lebih intensif berbasis dan melibatkan keterlibatan masyarakat setempat.

"Sebaiknya diubah perencanaan marketing pariwisatanya, menjadi lebih berbasis masyarakat," kata Abdul Halim di Jakarta, Sabtu.

Menurut Abdul Halim yang juga Direktur Eksekutif Pusat Kajian Maritim untuk Kemanusiaan, di tengah APBN yang dalam kondisi terbatas, maka aktivitas yang mengeluarkan anggaran negara dalam jumlah besar sebaiknya dialihkan untuk kepentingan rakyat.

Persiapan puncak acara sail Nias 2019 pada 14 September 2019 yang akan dihadiri Presiden Joko Widodo dan sejumlah menteri sudah mencapai 95 persen.

"Persiapan sudah matang, sudah mencapai 90-95 persen," kata Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata dan Kepemudaan Olahraga Kabupaten Nias Selatan, Sumatera Utara, Anggraeni Dachi, Sabtu.

Puncak acara Sail Nias digelar di Pelabuhan Baru, Teluk Dalam, Nias Selatan yang dimeriahkan penampilan kesenian, demo udara, parade sampan nelayan, dan terjun payung.

"Hanya tinggal pelaksanaan saja, persiapan semuanya sudah matang. Mudah-mudahan semuanya berjalan dengan lancar," katanya.

Penyelenggaraan Sail Nias 2019 melibatkan empat kabupaten dan satu kota di Pulau Nias yakni Kota Gunungsitoli, serta Kabupaten Nias Selatan, Nias Barat, Nias, dan Nias Utara.

Sebelumnya, Ketua Harian Ikatan Sarjana Kelautan Indonesia (Iskindo) Moh Abdi Suhufan menyatakan, penyelenggaraan Sail Nias 2019 juga perlu dilakukan pendampingan yang insentif terhadap pariwisata berkelanjutan agar infrastruktur yang dikembangkan juga tidak sia-sia.

"Concern saya adalah keberlanjutan pendampingan kegiatan pariwisata oleh pemerintah," kata Abdi kepada Antara di Jakarta, Jumat.

Menurut dia, pariwisata berbasis masyarakat mesti dikembangkan agar berbagai kalangan warga di sekitar lokasi juga menikmati dampak langsung kegiatan wisata di Nias.

Untuk itu, ujar Ketua Harian Iskindo, strateginya mesti dibangun bersama oleh berbagai pihak tidak hanya swasta, tetapi juga melibatkan masyarakat.

"Penetapan sail sebaiknya dilakukan tiga tahun sebelumnya agar pemerintah pusat dan daerah punya waktu untuk membangun infrastruktur," katanya.

Baca juga: 126 peselancar dari 15 negara ikuti Nias Pro Internasional Surfing
Baca juga: Persiapan puncak Sail Nias capai 95 persen

Baca juga: Sail Nias perlu pendampingan pariwisata keberlanjutan

Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2019