Jakarta (ANTARA) - Kementerian Perindustrian menyatakan kesiapan untuk mencetak sumber daya manusia (SDM) kompeten dalam menopang sektor logistik yang diyakini akan membawa pada peningkatan daya saing industri nasional.

Kesiapan tersebut diwujudkan melalui penambahan program studi Diploma 1 (D1) Distribusi dan Transportasi di Politeknik Akademi Teknik Industri (ATI) Padang, Sumatera Barat.

“Sektor logistik semakin tumbuh pesat seiring bertambahnya industri di dalam negeri, yang tentunya membutuhkan pendistribusian barang secara efektif dan efisien,” kata Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kemenperin Eko SA Cahyanto melalui keterangan persnya di Jakarta, Senin.

Menurut Eko, pemerintah telah mendorong pembangunan sejumlah infrastruktur logistik di wilayah-wilayah strategis termasuk di sentra atau kawasan industri. “Sebab, penyediaan infrastruktur logistik yang memadai akan memacu pula peningkatan investasi di sektor industri,” jelasnya.

Apalagi, aktivitas industrialisasi konsisten memberikan dampak berganda bagi perekonomian nasional, baik itu penerimaan devisa maupun penyerapan tenaga kerja. Namun demikian, SDM terampil menjadi faktor utamanya.

“Pemerintah saat ini fokus pada pengembangan kualitas SDM. Kita ingin SDM unggul untuk mencapai visi Indonesia maju. Hal ini juga untuk menangkap peluang bonus demografi yang akan dinikmati Indonesia,” ungkap Eko.

Oleh karena itu, Kemenperin terus gencar melaksanakan berbagai program pendidikan dan pelatihan vokasi. Contohnya, mendorong hadirnya prodi D1 untuk memenuhi permintaan industri terhadap tenaga kerja yang dapat cepat diserap dan siap kerja dengan kompetensi sesuai kebutuhan saat ini.

“Prodi D1 tujuannya adalah menyiapkan tenaga kerja yang dibutuhkan perusahaan yang tidak menunggu lama. Pasalnya, banyak industri yang mendesak butuh tenaga terampil dan kompeten, maka kami buka prodi D1 untuk tamatan SMA dan SMK,” paparnya.

Menurut Eko, prodi D1 dengan berbagai bidang sudah tersebar di 13 kota di Indonesia. Sedangkan di wilayah Sumatera, ada di Padang dan Palembang.

Implementasi program D1 di unit pendidikan vokasi Kemenperin memiliki skema kerja sama dengan industri sehingga semua lulusannya terserap kerja.

“Bahkan, biaya pendidikan bagi mahasiswa, kami kasih gratis. Alokasi anggaran per mahasiswa sekitar Rp10 juta untuk setahun,” sebutnya.

Kemudian, dalam proses pembelajarannya, diterapkan metode dual system. “Jadi, porsi belajarnya lebih dominan praktik ketimbang teori,” imbuhnya.

Secara nasional, Kemenperin aktif mendorong pembukaan prodi D1 sejak tiga tahun terakhir di sejumlah unit pendidikan vokasi yang dimilikinya.

Untuk prodi D1 distribusi dan transportasi, selain di Politeknik ATI Padang, juga sudah ada di Politeknik APP Jakarta. “Di Politeknik ATI Padang, sebanyak 30 mahasiswa kini sedang mengikuti perkuliahan D1 distribusi dan transportasi yang 100 persen akan bekerja di industri, karena memang dikehendaki dan dibutuhkan, tentu sepanjang mereka lulus dan mendapatkan sertifikat kompetensi,” tandasnya.

Peluncuran prodi D1 distribusi dan transportasi di Politeknik ATI Padang pada pekan lalu, diresmikan oleh Eko dengan didampingi Kepala Pusat Pengembangan Kejuruan dan Vokasi Industri Kemenperin M Arifin serta Direktur Politeknik ATI Padang Ester Edward. Pada kesempatan itu, disaksikan langsung Bupati Padang Pariaman Ali Mukhni.

Dalam rangkaian tersebut, dilaksanakan pula penandatanganan perjanjian kerja sama antara Politeknik ATI Padang dengan kalangan industri, perguruan tinggi dan lembaga.

Baca juga: Pendidikan SDM logistik makin dibutuhkan
Baca juga: BUMN logistik ini gandeng UI kembangkan kapasitas sdm
Baca juga: Kemenperin gelar pelatihan SDM industri animasi


Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2019