Default-nya adalah euro menjadi negatif ke ECB
New York (ANTARA) - Kurs euro menguat pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB) setelah laporan bahwa Jerman dapat meningkatkan stimulus fiskal, mengangkat harapan bahwa pemerintah akan bertindak untuk mendorong pertumbuhan di wilayah tersebut, meskipun ekspektasi pelonggaran bank sentral lebih lanjut tetap membatasi kenaikan.

Jerman sedang mempertimbangkan penciptaan "anggaran bayangan" yang akan memungkinkan Berlin meningkatkan investasi publik di atas dan melampaui batas yang ditetapkan oleh aturan utang nasionalnya yang ketat, tiga orang yang akrab dengan diskusi internal mengatakan kepada Reuters.

“Bagian penting dari koalisi itu adalah komitmen untuk menjaga anggaran berimbang. Jika mereka melepaskan dari itu bisa sangat mendukung untuk euro dan sangat bearish untuk dolar," kata Kepala Analis Valas Amerika Utara CIBC Capital Markets, Bipan Rai di Toronto.

Euro menguat menjadi 1,1051 dolar AS terhadap greenback, naik 0,22 persen pada hari itu, setelah sebelumnya diperdagangkan serendah 1,1014 dolar AS (0,8921 pound).

Namun demikian, penguatan euro dibatasi, sebelum pertemuan Bank Sentral Eropa (ECB) pada Kamis, ketika bank sentral diharapkan akan memperkenalkan gelombang baru stimulus moneter.

"Default-nya adalah euro menjadi negatif ke ECB," kata Kenneth Broux, Kepala Penelitian Perusahaan Societe Generale.

Euro mungkin mendapatkan dorongan, namun jika ECB mengecewakan ekspektasi dovish yang sudah masuk ke pasar.

"Kami mendapatkan pengertian bahwa pasar mengharapkan terlalu banyak hasil dovish minggu ini, dan jika itu adalah kasus yang dapat menyiratkan itu posisi taktikal jangka panjang euro mungkin berjalan dengan baik," kata Rai.

Di Amerika Serikat, data inflasi harga konsumen pada Kamis dan data penjualan ritel pada Jumat adalah fokus ekonomi utama. Mereka akan datang setelah laporan pekerjaan Jumat (6/9/2019) menunjukkan bahwa pertumbuhan pekerjaan AS melambat lebih dari yang diharapkan pada Agustus.

Federal Reserve (Fed) akan terus bertindak "sebagaimana mestinya" untuk mempertahankan ekspansi ekonomi AS, Ketua Fed Jerome Powell mengatakan pada Jumat (6/9/2019) di Universitas Zurich, memperkuat harapan untuk penurunan suku bunga pada pertemuan Fed pada 18 September.

Sterling menguat ke tertinggi enam minggu di tengah harapan bahwa Inggris tidak akan keluar dari Uni Eropa tanpa kesepakatan, dan setelah data menunjukkan ekonomi Inggris meningkat lebih dari yang diharapkan pada Juli.

Ini secara singkat memangkas keuntungan setelah Ketua Majelis Rendah John Bercow mengatakan dia akan mundur.

Baca juga: Harga emas turun 3 hari beruntun, dipicu kenaikan yield obligasi AS

Baca juga: Wall Street ditutup beragam, investor optimis penurunan bunga Fed

Baca juga: Harga minyak naik, setelah Putra Raja Salman tegaskan kurangi produksi

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2019