Kami siapkan lahan 18,5 hektare untuk pembangunan Akamigas Prabumulih ini. Kami pun segera menyiapkan tenaga pengajar yang terakreditasi agar program pendidikan ini bisa menghasilkan putra-putri terbaik yang siap bersaing.
Palembang (ANTARA) - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menyatakan akan membangun Politeknik Energi dan ESDM atau Akademi Minyak dan Gas (Akamigas) di Kota Prabumulih, Sumatera Selatan (Sumsel) pada 2020 dengan menggunakan dana APBN senilai Rp112 miliar.

Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian ESDM IGN Wiratmaja di Palembang, Selasa, mengatakan, pembangunan Akamigas tersebut sebagai upaya pengembangan sektor minyak dan gas (migas) di Sumsel karena sejak lama daerah ini menjadi pusat ketahanan energi nasional.

“Ini merupakan tindak lanjut dari yang sudah disampaikan Menteri ESDM sebelumnya bahwa Prabumulih menjadi salah satu kota yang akan dibangunkan Akamigas,” katanya setelah penandatanganan nota kesepahaman antara Kementerian ESDM dengan Pemerintah Kota Prabumulih dengan disaksikan Gubernur Sumsel Herman Deru.

Ia mengatakan nantinya Akamigas Prabumulih ini akan memiliki enam program studi yang dibentuk dalam dua tahap. Tahap pertama akan dibentuk tiga prodi terlebih dahulu yakni minyak, gas dan batu bara.

“Harapannya dengan memiliki Akamigas sendiri, maka anak-anak muda putra daerah Sumsel dapat memiliki daya saing di bidang ketenagakerjaan migas. Ya, artinya, mereka bukan hanya bekerja di wilayah kerja Sumsel tapi juga bisa ke luar negeri,” kata dia.

Baca juga: PEM Akamigas gandeng Australia kembangkan SDM bidang energi

Baca juga: SKK Migas: Rekrutmen pekerja Blok Masela direncanakan

 

Perkembangan Sektor Migas dari SDM Bermutu



Bidang pekerjaan minyak dan gas terbilang menjanjikan karena berdasarkan data dari Kementerian ESDM disebutkan bahwa setidaknya 356.000 orang bekerja di sektor ini, yakni mulai dari sisi hulu (eksplorasi, drilling, mud engineering, cementing, production maintenance, seismik) 32.700 orang, sisi antara hulu dan hilir (refenery unit, kilang LNG, kilang LPG) 94.000 orang, dan sisi hilir (terminal BBM, SPBU, DPPU, Oil tanker) 165.000 orang.

Sementara, industri migas dan pertambangan di Sumsel memiliki 44 industri migas dan 133 izin usaha pertambangan yang tersebar di sejumlah kabupaten/kota.

Gubernur Sumsel Herman Deru mengatakan, adanya Akamigas di Prabumulih ini menjadi kebanggaan bagi daerah ini karena selama ini pusat pendidikan dan pelatihan migas ada di Cepu.

Menurutnya, sejak lama Sumsel mengidam-idamkan berdirinya Akamigas ini karena memiliki potensi minyak dan gas yang begitu luar biasa sejak zaman kolonial Belanda.

“Saat ini SDM asli Sumsel yang bekerja di perusahaan migas yang beroperasi di daerah sendiri, terbilang sangat rendah. Sempat tinggi di 2013, tapi sekarang sudah jauh menurun. Ini salah satunya karena tidak ada sekolahnya (pusat pendidikan) di Sumsel,” kata dia.

Untuk itu, Herman Deru berharap keberadaan Akamigas ini mendapatkan dukungan dari berbagai pihak demi kesejahteraan masyarakat Sumsel. Bahkan, ia berjanji mendirikan Sekolah Menengah Kejuruan khusus migas untuk mendukung keberadaan Politeknik ini.

“Apalagi yang dipelajari nanti bukan hanya minyak dan gas, tapi batubara juga. Saya juga minta dimasukkan kurikulumnya mengenai energi baru terbarukan,” kata dia.

Sementara itu, Wali Kota Prabumulih Ridho Yahya mengatakan sebagai tahap awal untuk menyokong keberadaan Akamigas ini, Pemerintah Kota Prabumulih sudah mengirimkan 25 mahasiswa ke Politeknik Energi dan Mineral Akamigas Cepu, Kabupaten Blora untuk mulai mempelajari soal sumber daya.

"Kami siapkan lahan 18,5 hektare untuk pembangunan Akamigas Prabumulih ini. Kami pun segera menyiapkan tenaga pengajar yang terakreditasi agar program pendidikan ini bisa menghasilkan putra-putri terbaik yang siap bersaing,” ujar dia.*

Baca juga: Di Ciloto anak muda Papua itu digembleng

Baca juga: Manajemen data dan tantangan investasi migas

 

Pewarta: Dolly Rosana
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019