Waskita tepat waktu menyampaikan pelaporan
Jakarta (ANTARA) - PT Waskita Karya (Persero) Tbk berkomitmen meningkatkan kinerja dengan selalu menerapkan tata kelola perusahaan yang baik dan bersih sesuai dengan prinsip tata kelola pemerintahan yang baik (GCG).

Kinerja positif yang diraih Waskita selama beberapa tahun terakhir, merupakan hasil dari penerapan prinsip GCG yang dijalankan perseroan.

"Waskita menerapkan GCG yang berkesinambungan agar dapat memberikan nilai tambah bagi pemangku kepentingan," kata Director of HCM & System Development Waskita Karya Hadjar Seti Adji, saat berbincang dengan media di Jakarta, Selasa.
PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) pada semester lalu mencatatkan laba yang dapat diatribusikan kepada entitas induk senilai Rp 997,8 miliar. Sayangnya, labanya tersebut turun hingga 66,6% dari periode yang sama tahun lalu yang senilai Rp 2,99 triliun. Dalam laporan keuangannya, penurunan laba ini sejalan dengan melemahnya pendapatan usaha perusahaan sebesar 35,3% menjadi Rp 14,7 triliun. Tidak hanya itu, tercatat pendapatan lain-lain WSKT juga turun hingga 87,2% menjadi Rp 227,4 miliar dari Rp 1,77 triliun secara yoy.

Artikel ini telah tayang di Katadata.co.id dengan judul "Semua BUMN Konstruksi Cetak Laba Bersih, PP dan Waskita Tumbuh Minus" , https://katadata.co.id/berita/2019/08/01/semua-bumn-konstruksi-cetak-laba-bersih-pp-dan-waskita-tumbuh-minus
Penulis: Ihya Ulum Aldin
Editor: Sorta Tobing
Menurut catatan, Waskita mencatatkan pendapatan usaha sebesar Rp14,80 miliar pada semester I tahun 2019 dan laba bersih tercatat Rp1,01 triliun, dengan net margin 6,85 persen.

Selama semester I 2019, perseroan berhasil memperoleh nilai kontrak baru Rp8,18 triliun, meningkat dibanding periode sama tahun 2018 sebesar Rp7,65 triliun. Sementara target penerimaan arus kas masuk tahun 2019 sebesar Rp40 triliun,

Dalam pengelolaan GCG, Waskita mewajibkan seluruh pegawai, mulai level direksi sampai dengan level kepala proyek atau pejabat lain yang memiliki fungsi strategis, membuat dan melaporkan harta kekayaannya kepada Komisi Pemberantasan Korupsi Republik Indonesia (KPK), sesuai dengan surat Keputusan Direksi No.32/SK/WK/PEN/2013 tentang Penetapan Pedoman Sistem LHKPN PT Waskita Karya (Persero) Tbk.

“Waskita tepat waktu menyampaikan pelaporan. Ini bukti nyata kami anti korupsi, juga mendukung keinginan KPK agar perusahaan lebih komitmen dalam menerapkan GCG,” tegas Hadjar Seti Adji.

Melalui penerapan GCG, Waskita berkomitmen menaati setiap aspek hukum, sehingga mampu menjalankan perusahaan secara profesional dan efisien. Salah satu bukti keberhasilan GCG perseroan, yakni apresiasi sebagai ‘Top 5 GCG Issues in Construction Sector’ pada tahun 2018 lalu.

Lebih lanjut Hadjar Seti Adji mengatakan, mengenai kebijakan sistem whistleblowing di Waskita mencakup antara lain cara pengaduan, perlindungan dan jaminan kerahasiaan pelapor, penanganan pengaduan, pihak yang mengelola aduan, dan hasil penanganan dan tindak lanjut pengaduan.

Waskita juga sudah menyempurnakan Pedoman Sistem Pelaporan Pelanggaran (SPP) Whistle Blowing System (WBS).

Langkah perbaikan di internal dilakukan, melalui penerapan aspek teknologi berbasis digital, sehingga setiap kebijakan dilakukan cepat juga transparan.

Perseroan melakukan transformasi agar dapat bersaing dengan perusahaan lain, agar perusahaan bisa menjadi market leader di bidang konstruksi.

Melalui Project WIDE (Waskita Integrated Digital Enterprise) diharapkan sistem SAP akan dapat berkontribusi pada peningkatan sinergi, konsolidasi, efektivitas, serta mendukung optimalisasi dan efektivitas proses bisnis.


Transformasi
Seiring dengan penerapan GCG dan pembaharuan sistem teknologi berbasis digital, manajemen Waskita Karya turut melakukan transformasi dibidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Lingkungan, dan Mutu (K3LM) pada proyek-proyek yang sedang dikerjakan.

“Waskita Karya berupaya mengukuhkan komitmen seluruh insan Waskita terhadap K3LM melalui perbaikan SOP, metode kerja, dan peningkatan disiplin para pegawai dalam mendukung percepatan pembangunan infrastruktur di Indonesia,” tegas Hadjar.

Saat ini, Waskita memiliki 800 ahli muda dengan sertifikat keahlian bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat (PUPR) dengan 500 di antaranya ahli K3 konstruksi.

Sejak tahun 2018, Waskita menjadi tempat studi banding K3 dari instansi pemerintah dalam dan luar negeri, BUMN dan BUMD sebanyak lebih dari 9 kali, dan pada tahun 2019 sudah 5 kali dilakukan.

CSMS/Contractor Safety Management System sudah diterapkan sebagai salah satu prasyarat utama vendor/mitra kerja/subkont/suplier/mandor diterima sebagai daftar Rekanan Waskita (DRW) yang seleksinya dilakukan secara ketat.

"Dengan adanya komitmen seluruh insan Waskita Karya terhadap K3LM diharapkan dapat membuat seluruh pekerjaan dilingkungan proyek diselesaikan dengan baik sesuai SOP yang ada,” kata Hadjar.

Baca juga: Waskita terima pembayaran proyek LRT Palembang Rp2 triliun
Baca juga: Waskita segera selesaikan jalan tol Lampung-Palembang
Baca juga: Waskita akan revitalisasi Pusat Pelatihan Olahraga Pelajar Ragunan

Pewarta: Royke Sinaga
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2019