New York (ANTARA) - Kurs dolar AS stabil terhadap euro pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), sebelum pertemuan bank sentral Eropa (ECB) pada Kamis (12/9/2019) yang diperkirakan akan memangkas suku bunga lebih dalam ke wilayah negatif dan mungkin memulai kembali pembelian aset.

Investor menimbang apakah stimulus moneter lebih lanjut akan efektif dalam melawan kelemahan ekonomi di zona euro, dan apakah ECB akan mengecewakan ekspektasi dovish ke pasar.

"Orang-orang menunggu tentang ECB, ini benar-benar peristiwa besar minggu ini," kata Erik Nelson, ahli strategi mata uang di Wells Fargo di New York. Tapi, "mengingat beberapa push-back (tekanan negatif) yang kami lihat dari hawks (pandangan yang lebih agresif) di dewan, kami bisa dengan mudah melihat hasil yang mengecewakan."

Pembuat kebijakan ECB condong ke arah paket stimulus yang mencakup penurunan suku bunga, janji untuk mempertahankan suku bunga rendah lebih lama dan kompensasi untuk bank atas efek samping dari suku bunga negatif, lima sumber yang akrab dengan diskusi itu mengatakan pekan lalu.

Banyak juga yang mendukung pembelian kembali aset, tetapi penentangan dari beberapa negara Eropa utara memperumit masalah ini.

Dolar AS sedikit berubah terhadap mata uang tunggal euro pada 1,1045 dolar AS. Euro telah diperdagangkan dalam kisaran ketat antara 1,1014 dolar AS dan 1,1084 dolar AS selama empat hari.

Euro mendapat dorongan sementara pada Senin (9/9/2019) menyusul laporan Reuters bahwa Jerman sedang mempertimbangkan penciptaan "anggaran bayangan" yang akan memungkinkan Berlin untuk meningkatkan investasi publik di luar batasan aturan utang yang diabadikan secara konstitusional.

Jerman dapat mengatasi kemungkinan krisis ekonomi dengan menyuntikkan "banyak, banyak miliaran euro" ke dalam ekonomi, kata Menteri Keuangan Olaf Scholz pada Selasa (10/9/2019).

Kanselir Jerman Angela Merkel, bagaimanapun, mengatakan pada hari Selasa bahwa pemerintahnya tetap pada kebijakan anggaran berimbang.

Yen Jepang melemah ke level terendah sejak 2 Agustus terhadap greenback, setelah Reuters melaporkan bahwa pembuat kebijakan bank sentral Jepang, Bank of Japan (BoJ), lebih terbuka untuk membahas kemungkinan memperluas stimulus pada pertemuan dewan mereka pada 18-19 September karena dampak dari perang dagang AS-China meluas.

Permintaan untuk mata uang safe-haven juga telah menurun sejak China dan Amerika Serikat pada Kamis lalu (5/9/2019) sepakat untuk mengadakan pembicaraan tingkat tinggi pada awal Oktober, meningkatkan sentimen risiko.

Di Amerika Serikat, data inflasi harga konsumen pada Kamis (12/9/2019) dan data penjualan ritel pada Jumat (13/9/2019) adalah fokus utama ekonomi. Mereka akan mengikuti laporan pekerjaan Jumat lalu yang menunjukkan pertumbuhan pekerjaan AS melambat lebih dari yang diharapkan pada Agustus.

Federal Reserve diperkirakan akan memangkas suku bunga ketika bertemu pada 17-18 September.

Baca juga: Dolar turun ketika selera risiko meningkat akibat kesepakatan dagang
Baca juga: Euro menguat terhadap dolar, di tengah harapan stimulus fiskal Jerman

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2019