Berdasarkan data hingga bulan Juni atau semester pertama tahun 2019, aset bank di wilayah kerja Kantor OJK Purwokerto yang meliputi Kabupaten Banyumas, Cilacap, Purbalingga, dan Banjarnegara tercatat tumbuh 7,41 persen (year to date/ytd) atau sekitar
Purwokerto (ANTARA) - Perkembangan perbankan di wilayah kerja Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, pada semester I-2009 menunjukkan peningkatan di mana asetnya tercatat tumbuh 7,41 persen atau sekitar Rp3.091,8 miliar.

"Berdasarkan data hingga bulan Juni atau semester pertama tahun 2019, aset bank di wilayah kerja Kantor OJK Purwokerto yang meliputi Kabupaten Banyumas, Cilacap, Purbalingga, dan Banjarnegara tercatat tumbuh 7,41 persen (year to date/ytd) atau sekitar Rp3.091,8 miliar dari sebelumnya yang sejumlah Rp38.632,9 miliar menjadi sebesar Rp41.724,71 miliar," kata Kepala Kantor OJK Purwokerto Sumarlan. di Purwokerto, Rabu.

Sementara dana pihak ketiga (DPK), kata dia, tumbuh 10,10 persen (ytd) atau sekitar Rp3.294,08 miliar dari sebelumnya yang sejumlah Rp29.320,58 miliar menjadi Rp32.614,67 miliar.

Menurut dia, penyaluran kredit pada semester I-2019 tumbuh 5,01 persen (ytd) atau sekitar Rp1.549,04 miliar dari sebelumnya Rp29.369,98 miliar menjadi Rp30.919,03 miliar.

"Secara umum di eks Keresidenan Banyumas yang merupakan wilayah kerja Kantor OJK Purwokerto, NPL (Non-Performing Loan) tercatat sebesar 2,98 persen atau menurun dari periode sebelumnya yang sebesar 3,17 persen. Secara keseluruhan, risiko kredit masih relatif terjaga atau masih di bawah 5 persen," katanya.

Ia mengatakan kinerja fungsi intermediasi perbankan sedikit menurun yang tercermin dari Loan to Deposit Ratio (LDR) mencapai 94,80 persen atau turun dibandingkan periode sebelumnya yang sebesar 97,33 persen.

Menurut dia, penurunan LDR dipengaruhi oleh pertumbuhan kredit yang lebih kecil dibandingkan dengan pertumbuhan DPK.

Lebih lanjut, Sumarlan mengatakan di sektor industri keuangan nonbank, lembaga keuangan mikro (LKM) di wilayah kerja Kantor OJK Purwokerto yang telah dikukuhkan berjumlah 10 LKM, yakni lima LKM di Purbalingga, tiga LKM di Banyumas, serta di Cilacap dan Banjarnegara masing-masing satu LKM.

"Aset LKM di wilayah eks Keresidenan Banyumas per Maret 2019 tumbuh sebesar 47,31 persen atau sekitar Rp13,41 miliar dari sebelumnya Rp14,94 miliar menjadi Rp28,36 miliar, sedangkan kredit tumbuh sebesar 34,4 persen atau sekitar Rp5,4 miliar dari sebelumnya Rp10,31 miliar menjadi Rp15,71 miliar," katanya.

Ia mengatakan OJK terus berupaya untuk mendorong industri jasa keuangan agar dapat mengurangi dampak negatif kreditur informal (rentenir), antara lain melalui peningkatan literasi dan inklusi keuangan di masyarakat, menginisiasi produk keuangan, serta mendorong lembaga jasa keuangan untuk menciptakan inovasi produk dan layanan jasa keuangan yang seuai dengan kebutuhan masyarakat.

Menurut dia, produk keuangan yang dapat dimanfaatkan masyarakat untuk mengembangkan usahanya, antara lain kredit usaha rakyat (KUR), kredit Mitra Jateng 25 dari Bank Jateng, pembiayaan ultra mikro, Laku Semar (Layanan Keuangan Sebagai Upaya Memberantas Rentenir) yang diinisiasi Kantor OJK Purwokerto, dan produk PT Pegadaian (Persero) KCA Prima.

"Khusus untuk penyaluran KUR di wilayah eks Keresidenan Banyumas pada bulan Desember 2018 telah mencapai Rp2.927,35 miliar dengan baki debit sebesar Rp2.301,32 miliar. Jumlah nasabah KUR di wilayah eks Keresidenan Banyumas per Desember 2018 sebanyak 130.107 nasabah," katanya.

Sementara untuk program Laku Semar, kata dia, penyaluran yang telah dilakukan di eks Keresidenan Banyumas hingga bulan Maret 2019 mencapai Rp12,47 miliar dengan baki debit sebesar Rp11,53 miliar.

Menurut dia, jumlah nasabah Laku Semar di eks Keresidenan Banyumas per Maret 2019 sebanyak 4.938 orang.

Baca juga: BI Purwokerto perluas jangkauan layanan penukaran uang layak edar

Baca juga: BI Purwokerto ajak pejabat Pemkab Cilacap ikut merawat uang rupiah


 

Pewarta: Sumarwoto
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2019