Almarhum Presiden Republik Indonesia ketiga BJ Habibie juga sangat menyadari bahwa investasi itu penting dan Indonesia tidak bisa sendirian dalam hal mengembalikan kepercayaan di dunia internasional.
Jakarta (ANTARA) - Ekonom Universitas Indonesia Haryadin Mahardika memandang kemampuan almarhum BJ Habibie dalam meramu tim ekonomi yang kuat bisa diteladani oleh generasi pemimpin Indonesia saat ini.

"Di bidang ekonomi, yang bisa diteladani dari almarhum BJ Habibie adalah kemampuan beliau untuk meramu tim ekonomi yang sangat kuat dan memberikan dukungan penuh terhadap tim ekonomi tersebut," ujar Haryadin Mahardika saat dihubungi Antara di Jakarta, Rabu malam.

Dia menjelaskan bahwa tim yang dipilih merupakan sosok-sosok yang terbaik dan tidak ada intervensi-intervensi yang sifatnya politis dalam prosesnya.

Almarhum juga dikenal sebagai sosok yang berpikiran logis dan memiliki kemampuan logika yang kuat sehingga cara-cara dalam mengembalikan serta memulihkan perekonomian Indonesia yang saat itu sedang terpuruk berhasil dilakukan dengan cara yang sangat cepat, seperti kembali menguatnya nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS.

Beliau mengetahui dan memahami faktor yang menyebabkan tumbangnya nilai tukar Rupiah saat itu krisis ekonomi 1998, dan bagaimana mengembalikannya lewat logika-logika yang objektif dan tidak diwarnai oleh kepentingan-kepentingan politis, namun lebih kepada kepentingan bangsa dan negara.

"Almarhum Presiden Republik Indonesia ketiga BJ Habibie juga sangat menyadari bahwa investasi itu penting dan Indonesia tidak bisa sendirian dalam hal mengembalikan kepercayaan di dunia internasional. Jadi semua konsep dan teori yang memang perlu untuk dijalankan, pasti dijalankan oleh beliau. Ini kemudian terbukti di mana kondisi perekonomian kita bisa dengan cepat kembali pulih," kata Haryadin.

Baca juga: Habibie Wafat - Prabowo melayat di rumah duka Habibie

Baca juga: Gubernur Sulsel Kenang Kalimat Bijak dan momentum bersama BJ Habibie

 

Habibie akan dimakamkan di sebelah makam Ainun



Sebelumnya, Menteri Sekretaris Negara Pratikno menginstruksikan pengibaran bendera setengah tiang selama tiga hari berturut-turut atas wafatnya presiden ketiga Republik Indonesia Bacharuddin Jusuf Habibie di Jakarta, Rabu.

Instruksi yang disampaikan dalam surat edaran bernomor B- 010/M.Sesneg/Set/TU.00/09/2019 itu juga menetapkan tanggal 12 sampai 14 September 2019 sebagai hari berkabung nasional.

Sesuai dengan Pasal 12 ayat 4, 5, dan 6 Undang-Undang Nomor 24 tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan, Mensesneg meminta agar seluruh pimpinan Lembaga Negara, Gubernur Bank Indonesia, para menteri, Jaksa Agung, Panglima TNI, Kapolri, pimpinan lembaga nonstruktural, pimpinan lembaga pemerintah nonkementerian, gubernur, bupati, wali kota, pimpinan BUMN atau BUMD, serta Kepala Perwakilan Republik Indonesia di Luar Negeri beserta jajarannya untuk mematuhi instruksi tersebut.

Selanjutnya, Mensesneg meminta kepada gubernur, bupati, dan wali kota untuk menyampaikan instruksi tersebut kepada masyarakat luas.*

Baca juga: Habibie Wafat - Wapres JK sampaikan dukacita

Baca juga: Peneliti ITB Driejana sebut Habibie sosok rendah hati

Pewarta: Aji Cakti
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019