Jakarta (ANTARA) - Pebasket tim nasional Argentina, Facundo Campazzo, menikmati laju timnya di Piala Dunia FIBA 2019 sejauh ini dengan memastikan satu tempat di semifinal namun ia segera enggan ketika capaiannya dibandingkan dengan generasi emas negara tersebut.

Argentina sejauh ini punya catatan sapu bersih kemenangan dalam enam pertandingan yang sudah dijalani.

Terakhir mereka menyingkirkan kandidat kuat juara Serbia dengan kemenangan 97-87 dalam laga perempat final di Dongguan, China, Selasa (10/9).

Baca juga: Argentina capai semifinal, singkirkan Serbia 97-87

Hal itu jelas menimbulkan perbandingan antara tim Argentina kini dengan generasi emas mereka yang menjadi runner-up Piala Dunia FIBA 2002 dan menyabet medali emas Olimpiade 2004 di bawah nama-nama ikonik seperti Manu Ginobili, Andres Nocioni dan Pablo Prigioni.

"Kami dua generasi yang berbeda," kata Campazzo menanggapi hal tersebut dilansir laman resmi FIBA, Rabu.

"Kami banyak belajar dari generasi emas. Orang-orang akan membandingkan kami dengan mereka, namun kami tak percaya dengan komparasi semacam itu," ujarnya menambahkan.

Menurut bintang Real Madrid itu, Argentina yang dihuninya sekarang telah menemukan cara bermainnya sendiri dan sebisa mungkin mempertahankannya demi hasil terbaik.

"Generasi emas itu jelas mewariskan banyak nilai penting bagi kami, soal respek, perjuangan dan pengorbanan," katanya.

"Kami memetik itu semua dan berusaha menerjemahkannya dengan cara kami sendiri," ujar Campazzo melengkapi.

Baca juga: Bermodal keyakinan dan keberanian, Argentina taklukkan Serbia

Campazzo memainkan peranan besar bagi Argentina sejauh ini bersama satu sosok tersisa dari generasi emas, yakni Luis Scola.

Dalam laga kontra Serbia, Campazzo memberikan kontribusi 18 poin, 12 assist, enam rebound dan tiga steal membantu Scola yang menjadi pandu dengan 20 poin dan lima rebound.

Bagi Campazzo catatan itu menempatkannya sejajar dengan legenda Amerika Serikat Toni Kukoc, yakni sebagai pemain yang pernah menorehkan sedikitnya 15 poin, 10 assist, lima rebound dan tiga steal dalam sebuah pertandingan Piala Dunia FIBA. Kukoc melakukannya pada edisi 1994 silam.

Pebasket berusia 28 tahun itu tentu menjadi andalan Argentina ketika mereka bersiap menghadapi Prancis di babak semifinal di Beijing, Jumat (13/9).

Sebab Prancis juga baru saja menciptakan kejutan dengan menyingkirkan juara bertahan dua edisi Amerika lewat kemenangan 89-79 pada Rabu.

Baca juga: Prancis pupus mimpi juara triruntun Amerika, menangi perempat final

Baca juga: Australia mulus lewati hadangan Ceko menuju semifinal


Baca juga: Spanyol sudahi langkah bersejarah Polandia di perempat final

Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Copyright © ANTARA 2019