kehilangan tokoh besar yang telah berjasa besar dalam reformasi Indonesia
Makassar (ANTARA) - Almarhum BJ Habibie merupakan pemersatu cendekiawan Muslim Indonesia melalui wadah Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI), kata Ketua ICMI Sulawesi Selatan, Prof Aris Munandar.

"Peran Habibie adalah Ketua Umum pertama ICMI pada saat dibentuk pada 1990 hingga saat ini menjadi Ketua Dewan kehormatan," ungkapnya terkait wafatnya Habibie, Rabu (11/9) petang.

Menurut Aris Munandar di Makassar, Rabu malam, hal paling susah dilupakan dari peran seorang pria asal Parepare Sulawesi Selatan itu, yakni perannya mendekatkan Islam terhadap pemerintahan Soeharto yang kala itu dinilai tidak dekat dengan kalangan Muslim.

Berkat peran mantan Presiden RI ke tiga bernama lengkap Baharuddin Jusuf Habibie itu, berbagai kebijakan kemudian muncul menandai Islam telah mewarnai lingkungan pemerintahan saat itu.

"Inilah yang menyenangkan, karena almarhum Islam hidup di lingkungan pemerintahan melalui masjid dan mushalah kantor," papar mantan Rektor UNM ini.

Lebih dari itu, kata Aris, pria yang tutup usia di umur 83 tahun ini mencetuskan kebijakan yang memperbolehkan anak sekolah mengenakan hijab atau jilbab. Sehingga meninggalnya Habibie dianggap duka umat Muslim dan bangsa Indonesia pada umumnya.

"Bangsa Indonesia telah kehilangan tokoh besar yang telah berjasa besar dalam reformasi Indonesia," tandasnya.

Baca juga: Nanat Fatah: Gagasan imtaq-iptek ICMI dari Habibie
Baca juga: Habibie wafat - ICMI: Habibie jadi sumber inspirasi generasi penerus
Baca juga: BJ Habibie wafat, Anies: Habibie inspirasi jutaan rumah tangga

 

Pewarta: Nur Suhra Wardyah
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2019