Kami bagian dari anak dan cucu intelektual Pak Habibie, memang selalu membawa ruh beliau sebagai bapak teknologi Indonesia yang mengawali BPPT, dan banyak industri strategis di Indonesia kata Hammam
Jakarta (ANTARA) -
Almarhum Baharuddin Jusuf Habibie telah melahirkan generasi intelektual yang kini berkiprah membangun bangsa di Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).
 
"Kami bagian dari anak dan cucu intelektual Pak Habibie, memang selalu membawa ruh beliau sebagai bapak teknologi Indonesia yang mengawali BPPT, dan banyak industri strategis di Indonesia," kata Kepala BPPT Hammam Riza, di Jakarta, Rabu.
 
Sejak almarhum kembali ke Indonesia pada 1974, kata dia, setahun kemudian Habibie merintis pendirian BPPT.

Baca juga: Wiranto: Habibie perintis awal teknologi Indonesia
 
Hammam mengatakan, Habibie telah mencanangkan pembangunan Indonesia melalui transformasi industri sejak 1983 melalui pidatonya di Guzel House, Jerman.
 
Gagasan tersebut sekaligus menjadi lompatan besar bagi Indonesia dalam mewujudkan perkembangan industri yang kini bergulir secara masif.
 
Sebagian dari cita-cita tersebut, kata Hammam, saat ini telah terwujud di antaranya melalui PT Pindad dan PT Dirgantara Indonesia.

Baca juga: Rektor: Habibie berkontribusi bagi pengembangan Iptek perguruan tinggi
 
"Walau tantangannya masih banyak, tapi kita melihat banyak peluang," katanya.
 
Hammam mengatakan, Indonesia saat ini masuk pada fase revolusi industri 4.0 yang didorong melalui BPPT dengan menebar kesempatan besar bagi sumber daya manusia (SDM) pada ilmu pengetahuan dan teknologi.
 
BPPT telah memfasilitasi beasiswa pendidikan hingga berhasil melahirkan inovasi dengan SDM yang diprioritaskan menuju generasi emas 2045.

Baca juga: Ekonom: Lanjutkan warisan Habibie di bidang teknologi
 
"Kita lihat sendiri, pembangunan SDM jadi prioritas bagi Indonesia emas 2045 yang maju, mandiri, adil dan makmur dan itu bisa dicapai kalau kita punya SDM yang mumpuni," katanya.
 
BPPT akan mengerahkan seluruh SDM terbaik, khususnya kaum milenial supaya mereka menjadi enterprenuer mengisi bonus demografi.
 
"Artinya, 70 hingga 80 persen orang Indonesia itu berusia produktif sehingga kesempatan kerja besar dan peluang membangun ekonomi juga besar," katanya.

Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Edy Supriyadi
Copyright © ANTARA 2019