Jakarta (ANTARA) - Wakil Duta Besar Jerman untuk Indonesia Hendrik Barkeling menyampaikan ucapan belasungkawa atas nama pemerintah Jerman, usai melayat mendiang Presiden ke-3 Indonesia BJ Habibie di kediamannya di Patra Kuningan, Jakarta, Kamis.

“Atas nama pemerintah Jerman kami menerima berita berpulangnya Presiden ketiga Indonesia Bapak BJ Habibie, dengan kesedihan dan kepedihan yang mendalam,” kata Hendrik saat dijumpai di Patra Kuningan.

Ia juga menyampaikan rasa belasungkawa kepada anggota keluarga terdekat yang ditinggalkan.

Baca juga: Retno Marsudi sebut Habibie negarawan penggugah semangat

Hendrik mengatakan BJ Habibie merupakan figur penting, tak hanya bagi Tanah Air, namin juga bagi hubungan Indonesia dan Jerman.

“Bapak Jusuf Habibie telah berjasa luar biasa bagi Indonesia, maupun bagi persahabatan Indonesia Jerman. Kami mengenang beliau dengan rasa terima kasih yang abadi,” ujarnya.

Presiden RI ke-3 BJ Habibie wafat pada usia 83 tahun di Paviliun Kartika RSPAD Gatot Subroto Jakarta Rabu pukul 18.05 WIB.

Baca juga: Dubes Rusia: BJ Habibie tokoh yang sangat dikenal di Rusia

Sebelumnya, di hari Habibie wafat, Rabu (11/9), Duta Besar Jerman untuk Indonesia Peter Schoof juga telah menyampaikan ucapan belasungkawa melalui akun resmi Twitter miliknya.

Ungkapan duka cita yang ditulis dalam bahasa Inggris itu pun menggarisbawahi kontribusi besar Habibie dalam hubungan Indonesia-Jerman.
 



Duta Besar Indonesia untuk Jerman Arif Havas Oegroseno juga mengatakan almarhum BJ Habibie memiliki hubungan dekat dengan Jerman.

Habibie yang menuntut ilmu di Universitas RWTH Aachen, Jerman pada 1955 dan sejak lama almarhum BJ Habibie juga memiliki hubungan yang sangat akrab dengan para presiden, kanselir, ilmuwan, dan industrialis di Jerman. Ia juga telah menjadi Warga Negara Kehormatan sejak tahun 1988.

Arif Havas mengatakan, almarhum BJ Habibie merupakan tokoh luar biasa dalam memperkuat hubungan dan kerja sama bilateral Indonesia dan Jerman.

Baca juga: BJ Habibie wafat, Dubes Havas sampaikan belasungkawa
 

 

Pewarta: Aria Cindyara
Editor: Azizah Fitriyanti
Copyright © ANTARA 2019