Solok, (ANTARA) - ​​Pemerintah Kota Solok, Sumatera Barat meluncurkan pusat informasi bencana (Puspina) sebuah sistem informasi berbasis android untuk memudahkan masyarakat melaporkan kejadian bencana di sekitarnya.

"Aplikasi Puspina memudahkan komunikasi tentang kejadian bencana sehingga penanggulangannya bisa dilakukan lebih cepat," kata Kepala BPBD Kota Solok Kenfilka melalui Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan, Agus Susanto di Solok, Jumat.

Ia mengatakan penggunaan aplikasi Puspina ini akan mempersingkat waktu pelaporan informasi kejadian bencana dari masyarakat dan pemberian pelayanan bantuan dan pertolongan ke lokasi kejadian bencana secara cepat dan efektif.

Inovasi sistem informasi kebencanaan yang dimiliki Kota Solok ini lanjut dia, merupakan yang pertama di Provinsi Sumatera Barat dan yang ke enam di Indonesia.

Baca juga: BMKG tegaskan peran selain untuk kebencanaan

Baca juga: KKP: Informasi kebencanaan gunakan bahasa sederhana


Ia menjelaskan pelaporan kejadian bencana melalui aplikasi Puspina langsung terintegrasi dengan tim reaksi cepat (TRC) yang siap terjun ke lokasi bencana 24 jam. Begitu terima laporan tim langsung terjun mendatangi lokasi kejadian guna melakukan tindakan-tindakan yang diperlukan.

"Aplikasi ini baru berumur dua bulan namun sudah memberikan dampak positif terhadap pelayanan kebencanaan, karena perangkat RT, RW, kelurahan dan kecamatan sudah disosialisasikan," kata dia.

Pihaknya jemput bola turun menyosialisasikan ke kelurahan sebagai penyambung informasi, dan sejauh ini sudah dimanfaatkan oleh masyarakat.

Selain untuk memudahkan pelaporan kejadian bencana, Puspina juga dirancang dengan fitur-fitur informasi serta edukasi terkait kebencanaan.

Melalui aplikasi ini, masyarakat juga bisa belajar mitigasi bencana, selain mitigasi yang dilaksanakan BPBD secara langsung ke masyarakat.

Masyarakat bisa mempelajari sendiri bagaimana menghadapi bencana, dan upaya yang bisa dilakukan untuk menekan seminimal mungkin risiko bencana yang terjadi di sekitarnya.

Contohnya jika terjadi banjir, warga harus tahu bagaimana menekan risiko korsleting listrik yakni dengan mematikan Miniature Circuit Breaker (MCB), menaruh perangkat listrik pada tempat ketinggian dan lainnya.

Ia mengatakan Kota Solok merupakan daerah hilir dari Batang Lembang yang melewati sebagian besar kota yang terdiri dari dua kecamatan dengan 13 kelurahan.

Dengan kondisi itu sebagian Kota Solok menjadi rentan banjir, terutama daerah Kampai Tabu Karambie , IX Korong, Sinapa Piliang, Aro IV Korong, Koto Panjang. dan wilayah Gawan Tanah Garam, sekitaran lokasi Arpex.

Dan karakteristik daerah yang berbeda, Tanah Garam dan Payo rentan bahaya tanah longsor serta kebakaran lahan. Selain itu, ancaman gempa bumi yang mengintai seluruh Kota Solok bahkan Sumbar, karena memiliki gunung api dan lempengan aktif serta dilewati patahan semangko.

Karena itu tidak hanya kepada masyarakat, pihaknya juga melakukan sosialisasi ke sekolah-sekolah, terutama sekolah bertingkat yang memiliki risiko lebih tinggi saat terjadi gempa bumi.

Baca juga: Kapasitas kebencanaan aparatur kecamatan di Solok-Sumbar ditingkatkan

Pewarta: Laila Syafarud
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019