Jakarta (ANTARA) - Duta Besar Timor Leste untuk Indonesia Alberto XP Carlos mengajak Pemerintah Indonesia bekerja sama memproduksi barang dan jasa di berbagai bidang seperti infrastruktur, pertanian, perikanan, dan perkebunan untuk dapat memenuhi kuota ekspor negara berjuluk "Bumi Loro Sae" yang saat ini jumlahnya masih belum optimal.

Dalam sesi wawancara dengan ANTARA di Kedutaan Besar Timor Leste, Jakarta, Jumat, Alberto mengatakan kerja sama itu tak hanya berupa produksi barang siap ekspor, tetapi juga alih teknologi dan transfer ilmu dari perusahaan Indonesia ke Timor Leste.

Baca juga: Dubes Timor Leste terharu diperlakukan seperti anak oleh Habibie

"Kita bisa memberi kesempatan kepada investor Indonesia untuk memakai kuotanya Timor Leste. Umpamanya, peternakan, kita punya kuota international trade (ekspor, red) masih belum digunakan dengan baik. Itu yang kita pikir, kenapa kita tidak mengundang teman-teman dengan catatan mereka mengajari orang Timor Leste, mempekerjakan orang Timor Leste," kata Alberto yang ditemui di sela aktivitasnya.

Ia menjelaskan alih teknologi menjadi faktor penting kerja sama, karena ia berharap rakyat Timor Leste ke depan dapat memiliki kemandirian dalam mengembangkan industri pertanian, peternakan, perikanan, infrastruktur, komunikasi, dan manufaktur.

Alberto menjelaskan Timor Leste saat ini masih menggunakan kuota ekspornya untuk minyak dan gas bumi.

Baca juga: Xanana temui Habibie di RSPAD untuk sampaikan undangan

"Yang kita ekspor sekarang minyak, sebentar lagi, gas dalam jumlah besar dan itu cukup untuk kita," tambah dia.

Indonesia dan Timor Leste, menurut Alberto, memiliki kerja sama ekonomi yang cukup baik. Setidaknya, lebih dari 500 pengusaha Indonesia skala besar dan kecil memiliki bisnis di Timor Leste.

Baca juga: Jembatan BJ Habibie di Dili bentuk hormat rakyat Timor Leste

"500 lebih pengusaha Indonesia di sana. Jangankan pengusaha besar, warung sate Madura, warung makanan khas Solo pun ada di sana. Kita memang punya ketentuan kalau ada yang mau berusaha harus memiliki dana sekian ribu dolar AS. Namun kenyataannya, orang di sana juga cuek. Buat apa begitu, nanti penjual soto tutup, kita tidak ada yang jual soto lagi. Ya kira-kira seperti itu," terang Alberto.

Alberto menjelaskan rakyat Timor Leste memiliki kecenderungan untuk berbisnis dengan pengusaha asal Indonesia. "Di Timor Leste ada pengusaha China, Bangladesh, India, tetapi orang Timor Leste lebih familiar berbisnis dengan orang Indonesia, sudah tahu dengan produknya, dan tahu cara berbisnisnya," jelas dia.

Persembahan terakhir Timor Leste untuk BJ Habibie

Pewarta: Genta Tenri Mawangi
Editor: Mohamad Anthoni
Copyright © ANTARA 2019