Fuli ini perlu juga kita teliti, supaya nanti ekspornya, setidaknya barang setengah jadi atau lebih baik lagi adalah barang siap pakai
Ternate (ANTARA) - Balai Karantina Kelas II Ternate, Maluku Utara, mwndukung optimalisasi ekspor dari wilayah tersebut, terutama untuk komoditas perkebunan seperti kopra dan pala. 

Plt Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas II TernateIda Bagus Hary Soma Wijaya di Ternate, Sabtu, menyebutkan pihaknya telah menjalin komunikasi dengan berbagai instansi terkait untuk mengatasi berbagai kendala ekspor komoditas di daerah tersebut, termasuk terkait dengan minimnya investor, keterbatasan infrastruktur, dan tata niaga pertanian.

Sementara dukungan dalam layanan karantina, kata dia, pemeriksaan karantina sudah melakukan sistem jemput bola atau proaktif dengan memeriksa komoditas tersebut saat ada di tempat pemilik, sehingga mengeliminasi hambatan lalu lintas barang saat ekspor.

Selain itu pihaknya juga terus melakukan pembinaan yang terintegrasi melalui sistem in line inspection, sehingga eksportir dapat menghasilkan output produk yang sesuai persyaratan di negara tujuan tanpa banyak penolakan atau ketidaksesuaian produk.

Sementara itu Kepala Badan Karantina Pertanian, Ali Jamil dihubungi terpisah menyatakan saat ini, komoditas eperti pala asal Maluku Utara memiliki kualitas terbaik dan diminati pasar dunia.

Oleh karena itu dia menyarankan agar ekspor pala dan produk turunannya lebih dikembangkan lagi dan tidak dalam bentuk bahan baku.

Ia mencontohkan seperti produk kulit pala (fuli) dapat diteliti dan dikembangkan produk turunannya. "Fuli ini perlu juga kita teliti, supaya nanti ekspornya, setidaknya barang setengah jadi atau lebih baik lagi adalah barang siap pakai," kata Ali Jamil.

Dengan demikian ia berharap ada nilai tambah lebih besar ke petani.

Sementara itu, Kepala BPS Maluku Utara Atas Perlindungan Lubis menyebutkan nilai ekspor provinsi ini pada Juli 2019 sebesar 56,47 juta dolar AS, naik 1,42 persen dibanding Juni 2019 yang senilai 55,68 juta dolar AS.

Ekspor Maluku Utara pada Juli 2019 berupa golongan barang bijih, kerak, dan abu logam (HS 26) ke Chinq dan Ukraina, serta besi dan baja (HS 72) ke Korea Selatan.

"Secara kumulatif, ekspor Maluku Utara Januari–Juli 2019 sebesar 420,07 juta dolar AS, mengalami peningkatan 23,84 persen dibandingkan periode Januari–Juli 2018 yang sebesar 339,21 juta dolar AS," katanya.
 

Pewarta: Abdul Fatah
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2019