Jakarta (ANTARA News) - Seorang mahasiswa Universitas Nasional (Unas), Maftuh Fauzi, meninggal dunia di Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP) Jakarta Selatan sehingga membuat jalan di depan RS tersebut menjadi ajang demo rekan Maftuh. Sekitar 50 mahasiswa melakukan aksi tersebut di Jakarta, Jumat, sebagai bentuk keprihatinan dari wafatnya rekan mereka yang menjadi korban penangkapan saat petugas kepolisian menyerbu demo kenaikan harga BBM di kampus Unas di Pejaten, Jaksel, pada 24 Mei 2008. Aksi tersebut juga sempat membuat terhambatnya arus lalu lintas di Jalan Kyai Maja dan sejumlah jalan lainnya di sekitar RSPP karena sebagian jalur menjadi tempat orasi. Menurut salah seorang mahasiswa Unas, Maftuh saat penangkapan juga mendapat perlakuan kasar dari aparat dan di dalam tahanan sempat mengaku sakit. Sementara itu, Kepala Biro Mahasiswa Universitas Nasional Zainul juga mengakui, Maftuh yang merupakan mahasiswa Sastra Inggris angkatan 2003 juga termasuk yang ditangkap para petugas yang melakukan penyerbuan ke dalam kampus Unas. Pihak RSPP sendiri menerangkan, Maftuh yang wafat pada pukul 11.20 WIB meninggal bukan karena tindak pemukulan, tetapi karena infeksi sistemik yang terdapat dalam tubuh almarhum. "Berdasarkan hasil tes yang kami lakukan, tidak ditemukan adanya kelainan akibat tanda-tanda kekerasan," kata dokter syaraf RSPP, Widya Sarkawi kepada wartawan. Widya memaparkan, Maftuh masuk ke rumah sakit sejak Rabu (18/6) karena menderita infeksi sistemik yang parah dan menyerang bagian syarafnya, serta menyebar ke seluruh tubuh almarhum. Sebelum dirawat di RSPP, Maftuh dirawat selama sekitar sepekan di Rumah Sakit UKI di Cawang, Jakarta Timur, sebelum kondisinya semakin bertambah parah. Sementara itu, jenazah korban telah dipindahkan pihak keluarga untuk disemayamkan di rumah duka di daerah Sukmajaya, Depok, Jawa Barat. Rencananya, Maftuh akan dimakamkan di daerah asalnya di Kebumen, Jawa Tengah. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008