Jakarta (ANTARA) - Hasil undian Liga Champions pada akhir Agustus silam menempatkan Liverpool menghuni Grup B bersama Napoli, Genk, dan Red Bull Salzburg.

Berbekal skuad yang semakin padu dan tidak ditinggalkan para pemain kuncinya, mungkin hanya kuasa Tuhan yang mampu menggagalkan Liverpool melaju jauh di Liga Champions musim ini.

Baca juga: Liga Champions, Liverpool dan nubuat Jose Mourinho

Juergen Klopp tidak banyak berbelanja pada bursa transfer musim panas. Ia hanya mendatangkan bek muda Belanda Sepp van den Berg dan kiper Adrian San Miguel.

Namun minimnya pembelanjaan Liverpol jelas bukan berarti tim yang bermarkas di Anfield ini kehilangan gigi. Bukti tersaji, Jordan Henderson dkk menyapu bersih kemenangan dari empat laga awal di Liga Inggris dan memuncaki klasemen dengan koleksi 12 poin.

Mereka pun telah "curi start" untuk mengangkat trofi pada awal musim, dengan memenangi Piala Super Eropa berkat kemenangan adu penalti 5-4 atas Chelsea. Laga yang menjadi ajang Adrian untuk mencuri perhatian, sekaligus trofi pertama untuk kiper asal Spanyol tersebut.

Seandainya ada riak-riak kecil dalam tubuh Liverpool, seperti gaya bermain Mohamed Salah yang dicap egois oleh sejumlah pihak, sejauh Klopp masih memegang komando rasanya hal-hal seperti itu masih dapat ditangani.

Salah satu tim yang berpeluang mendampingi Liverpool ke fase gugur adalah wakil Italia, Napoli.

Baca juga: Hirving Lozano resmi jadi pemain termahal Napoli

Napoli yang gagal bersaing dengan Liverpool di fase grup Liga Champions musim lalu hanya karena kalah total jumlah gol, tentu tidak ingin pengalaman pahit itu terulang kembali.

Lolos ke Liga Champions sebagai tim peringkat kedua Liga Italia, I Partenopei mendatangkan sejumlah pemain untuk menjaga tren bagus mereka.

Mantan pemain Juventus Fernando Llorente didatangkan dengan cuma-cuma, pemain sayap PSV Eindhoven Hirving Lozano, dan bek AS Roma Kostas Manolas diboyong untuk memperkuat tim.

Mereka pun sukses mempertahankan palang pintu kokoh asal Prancis Kalidou Koulibaly, yang sempat santer diberitakan diincar sejumlah klub papan atas Eropa.

Sayangnya start mereka kurang mulus di liga domestik. Dari dua pertandingan, Napoli hanya mencatatkan satu kemenangan dan satu kekalahan sehingga baru mengoleksi tiga poin dan tertahan di peringkat ke-12.

Namun kekalahan 3-4 tersebut ditelan setelah mereka memaksa juara bertahan Juventus ketar-ketir, dan akibat nasib kurang baik setelah Koulibaly mencetak gol bunuh diri pada menit akhir pertandingan.

Baca juga: Hasil undian Liga Champions, Grup F paling ketat

Klub Belgia Genk lolos ke Liga Champions sebagai juara liga domestik dengan keunggulan sebesar tujuh poin dari tim peringkat kedua Club Brugge.

Ini merupakan pertama kalinya Genk kembali tampil di kompetisi paling elit Eropa setelah absen selama empat musim.

Pada penampilan terakhirnya di Liga Champions, pada 2011/2012 Genk gagal lolos ke fase gugur karena hanya menduduki posisi juru kunci di grup yang dihuni Bayer Leverkusen, Chelsea, dan Valencia.

Namun di kompetisi Eropa strata kedua, Liga Europa, Genk dalam empat tahun terakhir selalu mampu lolos dari fase grup. Mereka bahkan mencapai perempat final pada musim 2016/2017 sebelum langkahnya dihentikan Celta Vigo.

Pada bursa transfer musim panas silam, Genk mendatangkan sejumlah pemain baru seperti Stephen Odey, Patrik Hrosovsky, Paul Onuachu, Ianis Hagi, Carlos Cuesta, dan Theo Bongonda.

Tetapi setelah menjalani enam pertandingan di laga domestik, kedigdayaan Genk musim lalu belum terlihat lagi. Mereka hanya mampu mencatatkan tiga kemenangan, satu kali seri, dan dua kekalahan, yang membuat De Smurfen tertahan di peringkat keenam klasemen sementara.

Seperti Genk, Red Bull Salzburg pun tampil di Liga Champions musim ini dengan status juara liga domestik. Musim lalu keperkasaan mereka tergambar di klasemen akhir musim, setelah menjadi juara dengan keunggulan sembilan poin atas tim peringkat kedua LASK.

Namun berbeda dengan Genk, musim ini Salzburg tetap dominan di Liga Austria. Sampai pekan keenam, mereka mampu mencatatkan rekor 100 persen kemenangan dan memuncaki klasemen dengan koleksi 18 poin.

Sebagai tim kuat Austria, ini bukan pertama kalinya Salzburg tampil di Liga Champions. Namun mereka belum pernah menembus fase gugur, dan lebih sering terlempar ke Liga Europa.

Salzburg mendatangkan para pemain baru dalam diri Albert Vallci, Sekou Koita, Maximilian Woeber, dan Rasmus Nissen pada bursa transfer musim panas kemarin.

Tetapi untuk mampu berbicara banyak di pentas Liga Champions, kecil kemungkinan Salzburg mampu melakukannya pada musim ini. Mereka kemungkinan akan bersaing dengan Genk untuk mengamankan satu tiket Liga Europa.

Baca juga: Grup A: Pembuktian Hazard dan Zidane di tengah kebisingan Neymar

Baca juga: Grup B: Tottenham perlu buktikan musim lalu bukan kebetulan


Jadwal pertandingan penyisihan Grup E (dalam WIB, tuan rumah disebut pertama):

Rabu (18/9) Red Bull Salzburg vs KRC Genk
Rabu (18/9) Napoli vs Liverpool
Rabu (2/10) KRC Genk vs Napoli
Kamis (3/10) Liverpool vs Red Bull Salzburg
Kamis (24/10) Red Bull Salzburg vs Napoli
Kamis (24/10) KRC Genk vs Liverpool
Rabu (6/11) Liverpool vs KRC Genk
Rabu (6/11) Napoli vs Red Bull Salzburg
Kamis (28/11) Liverpool vs Napoli
Kamis (28/11) KRC Genk vs Red Bull Salzburg
Rabu (11/12) Red Bull Salzburg vs Liverpool
Rabu (11/12) Napoli vs KRC Genk

Baca juga: City beruntung masuk grup lunak Liga Champions

Baca juga: Grup D: pembuktian asa Ronaldo dan penantian sinar Joao Felix

Baca juga: Grup E: Mencari pendamping LIverpool


​​​​​​​Prediksi klasemen akhir:
1. Liverpool
​​​​​​​2. Napoli 
3. Red Bull Salzburg
​​​​​​​4. KRC Genk

Penerjemah: A Rauf Andar Adipati
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2019