Makassar (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan, nilai impor Sulawesi Selatan lewat beberapa pelabuhan di provinsi tersebut selama Juli 2019 mengalami kenaikan mencapai 22,4 juta dolar AS dari bulan sebelumnya.

"Untuk periode Juli 2019 ada kenaikan nilai impor dari bulan sebelumnya yakni sekitar 37,78 persen," ujar Kepala BPS Sulsel Yos Rusdiansyah di Makassar, Senin.

Ia mengatakan  nilai impor Sulsel pada Juli 2019 tercatat 81,85 juta dolar AS lebih tinggi dari Juni yang hanya 59,41 juta dolar AS.

Meskipun secara transaksi ada kenaikan dari bulan ke bulan, namun secara tahunan atau year on year, lanjutnya,  terjadi penurunan 17,65 persen atau dari 99,40 juta dolar AS pada Juli 2018 menjadi 81,85 juta dolar AS pada Juli 2019.

"Secara keseluruhan antara ekspor dan impor, neraca kita masih bagus, masih surplus," katanya.

Ia menyebutkan impor yang paling besar nilainya terjadi pada komoditas bahan bakar mineral (BBM) dengan nilai sebesar 28,93 juta dolar AS atau dengan persentase secara keseluruhan nilai impor itu sebesar 35,35 persen.

Sedangkan untuk komoditas gandum-ganduman mencatat nilai impor sebesar 13,01 juta dolar AS (15,89 persen); mesin-mesin pesawat mekanik dengan nilai transaksi 9,67 juta dolar AS (11,81 persen).

Kemudian ada kapal laut dengan transaksi 8,42 juta dolar AS (10,29 persen); ampas, sisa industri makanan sebesar 3,98 juta dolar AS (4,88 persen).

Yos menyebutkan beberapa negara asal yang menyumbang lima terbesar dalam nilai transaksi ini yakni dari Singapura dengan total nilai 28,12 juta dolar AS (34,35 persen); disusul Tiongkok  6,63 juta dolar AS (8,10 persen).

Korea Selatan berada di urutan ketiga dengan nilai 5,71 juta dolar AS (6,98 persen); Kanada di tempat keempat dengan nilai 4,79 juta dolar AS (5,86 persen) serta Argentina yang menyumbang nilai transaksi sebesar 3,19 juta dolar AS atau sekitar 3,90 persen.

Dari semua barang impor itu, BPS Sulsel  hanya mencatat lima komoditas utama yang permintaannya sangat tinggi seperti bahan bakar mineral yang mencapai 34,35 persen.


Baca juga: Impor pakaian besar meresahkan, ganggu industri fesyen di Jawa Timur
Baca juga: Neraca perdagangan Kalbar Januari-Juli 2019 surplus
Baca juga: Nilai impor Bali merosot hingga 53,38 persen

Pewarta: Muh. Hasanuddin
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2019