Brisbane (ANTARA News) - Lantunan ayat-ayat suci Al Qur`an, Minggu siang, menggema di ruang utama aula kota (city hall) Brisbane yang dipenuhi ratusan orang Kristen dan Muslim yang datang dari berbagai daerah di sekitar ibukota negara bagian Queensland, Australia, itu untuk mendengarkan ceramah Yusuf Estes. Beberapa ayat suci umat Islam, termasuk sebuah ayat yang mengingatkan manusia bahwa "tidak ada paksaan dalam beragama" itu, dibacakan seorang pria Muslim beberapa saat sebelum mantan pendeta asal Amerika Serikat (AS) yang memeluk Islam sejak 1991 itu muncul di podium. Ratusan orang berusia tua dan muda, termasuk ibu-ibu yang datang bersama anak mereka, duduk rapi di ratusan tempat duduk yang tersusun rapi di dalam aula kota berarsitektur khas Eropa abad pertengahan itu. Di atas kursi hadirin tersedia sebuah paket berisi CD bertajuk "Why do Priests and Preachers Enter Islam" (Kenapa Para Pendeta Masuk Islam?) dan dua buku masing-masing berjudul "The Key to Understanding Islam" (Kunci Memahami Islam) serta "Muhammad the Messanger of Allah" (Muhammad Utusan Allah). Paket itu disediakan Organisasi Keislaman "Discover Islam Australia" yang mendukung dakwah Yusuf Estes untuk memperkenalkan Islam yang damai kepada komunitas Australia di Brisbane. Dalam ceramahnya yang berlangsung sekitar satu setengah jam itu, mantan pendeta asal Texas yang lahir dan besar dalam sebuah keluarga Kristiani yang taat ini menjelaskan berbagai aspek tentang Islam. Dengan bahasa Inggris Amerika yang sesekali diselingi dengan gurauan segar, imam di sebuah instalasi militer AS di Texas dan pendakwah Islam di Biro Penjara Federal AS sejak 1994 itu menjelaskan konsep ketuhanan, kenabian, kitab suci, kedudukan Mariam (Bunda Maria) dan Nabi Isa AS (Jesus), hingga kedudukan para nabi, kaum wanita dan anak-anak, serta jihad menurut Islam. Yusuf Estes juga membandingkan konsepsi Islam tentang ketuhanan, kenabian dan kedudukannya, serta kedudukan kaum wanita dan anak-anak dengan konsepsi Kristiani yang bersumber dari Perjanjian Baru (Injil). Mantan delegasi Konferensi Tingkat Tinggi Perdamaian PBB untuk Para Pemimpin Agama itu mengatakan, Islam tidak menyalahkan kaum wanita atas apa yang dilakukan oleh Hawa yang bersama Nabi Adam memakan buah kuldi yang dilarang Allah SWT, sehingga mereka diturunkan ke bumi dan diampuni Allah kekhilafan mereka. "Dalam Islam, kita (setiap manusia) bertanggung jawab terhadap apa yang kita lakukan...," katanya. Tentang anak-anak yang dilahirkan, Islam berpandangan bahwa setiap anak mendapatkan rahmat dan dirahmati. Karena itu, menurut Islam, setiap anak yang meninggal dunia akan masuk surga terlepas dari agama apa pun yang dianut oleh orang tua mereka, kata Yusuf Estes. Makna Islam/b> Dengan lugas, pendakwah AS yang lahir di Ohio tahun 1944 ini juga memaparkan makna kata "Islam" di depan ratusan orang yang tampak mendengarkan ceramahnya dengan seksama itu. "Islam berarti berserah diri (surrender) kepada perintah Allah dan senantiasa damai atas apa pun yang menimpa diri kita," katanya. Yusuf Estes mengatakan, orang-orang yang mengikuti ajaran Islam dengan sebenar-benarnya akan senantiasa siap sedia terhadap apa pun yang menimpa diri mereka. Di dalam Islam, kejujuran merupakan nilai baik yang bersifat wajib bagi setiap diri Muslim. Umat Islam tidak boleh berbohong walaupun itu dilakukan hanya untuk tujuan "bergurau". "Jangan pernah berbohong walaupun itu hanya sekadar untuk bergurau. Karena itu, Muslim tidak melakukan gurauan terhadap Muslim lainnya, kitab-kitab suci, dan seluruh nabi dan rasul yang diyakini Islam, termasuk Isa AS (Jesus)," katanya. Bagi mereka yang ingin mengetahui lebih banyak tentang Islam dan alasan mengapa dia memeluk Islam, Yusuf Estes merekomendasikan beberapa situs internet yang bisa dirujuk, seperti http://www.yusufestes.com/, http://shareislam.com/, http://www.hearislam.com/, dan http://chatislam.com/. Ceramahnya di "City Hall" Brisbane itu merupakan puncak kegiatan dakwahnya guna membangun pemahaman yang benar dan lebih proporsional tentang Islam dan Muslim kepada komunitas non-Muslim Australia di beberapa kota di negara bagian Queensland. Salah faham dan ketakutan (fobia) terhadap Islam masih terus terjadi di masyarakat Australia sebagai akibat dari rendahnya pemahaman mereka terhadap Islam serta pemberitaan media setempat yang keliru dan tidak proporsional tentang Islam dan umat Islam. Hasil penelitian pakar studi-studi keislaman dari Universitas Griffith, Halim Rane, bertajuk "Knowing One Another: An Antidote for Mass Media Islam" menegaskan besarnya sumbangan media Australia terhadap penciptaan kesalahpahaman publik ini. Yusuf Estes mengawali misi dakwahnya pada 9 Juni lalu di Masjid Lutwyche. Di masjid ini, dia mengupas masalah konflik dan koherensi. Seterusnya pada 10 Juni, dia memberi ceramah di Universitas Griffith. Selama di Brisbane itu, Yusuf Estes pun mengupas kilas balik perjalanan spiritualitas dirinya, bagaimana kehidupan Muslim di Dunia Barat, serta memberikan lokakarya tentang dakwah Islam di Masjid Kuraby, Holland Park, Darul Uloom dan Gold Coast. Kehadirannya di Brisbane tidak terlepas dari peran "Discover Islam Australia" (Temukan Islam Australia), salah satu organisasi keislaman di Brisbane yang memiliki komitmen tinggi untuk mewujudkan perdamaian dan harmoni melalui pengenalan Islam yang benar kepada masyarakat Australia. (*)

Copyright © ANTARA 2008